
Wall Street Cenderung Melemah, Bursa Saham Asia Bervariasi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 July 2018 09:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,26%, indeks Kospi naik 0,14%, indeks Strait Times naik 0,13%, indeks Shanghai turun 0,09%, dan Hang Seng turun 0,16%.
Wall Street yang cenderung melemah pada dini hari tadi membuat bursa saham kawasan Asia tak bisa berbuat banyak pada pagi hari ini: indeks Dow Jones naik 0,44%, indeks S&P 500 turun 0,3%, dan indeks Nasdaq anjlok 1,44%.
Koreksi saham Facebook yang mencapai 18,96% menjadi pemberat langkah Wall Street dan pada akhirnya menjalar ke Asia.
Penyebab dari anjloknya saham raksasa media sosial tersebut adalah earnings call yang diselenggarakan pada hari Rabu (25/7/2018). Dalam earnings call tersebut, CFO Facebook David Wehner memperingatkan bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan dapat melambat, salah satunya dikarenakan prioritas perusahaan untuk mengedepankan privasi.
Selain itu, investor juga menghukum saham Facebook lantaran perusahaan gagal menambah pengguna aktif harian di Amerika Utara dan kehilangan pengguna aktif harian di Eropa pada kuartal-II 2018.
Mengutip CNBC International, dalam laporan kuartal-II 2018, pengguna aktif harian di Amerika Utara tetap sebesar 185 juta, sama seperti kuartal sebelumnya. Padahal, analis memperkirakan peningkatan menjadi 185,4 juta, seperti dilansir dari FactSet.
Pengguna aktif harian di Eropa turun menjadi 279 juta pada kuartal-II 2018 dari 282 juta pada kuartal sebelumnya, kemungkinan disebabkan oleh Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang baru saja diberlakukan di Eropa. GDPR merupakan peraturan yang memberi pengguna lebih banyak kendali atas data online milik mereka.
Kemudian, risiko juga datang dari kebijakan pemerintah China yang membatasi ruang gerak perusahaan-perusahaan asal AS. Perusahaan produsen semikondutor asal AS Qualcomm kemungkinan gagal untuk mengakuisisi NXP Semiconductors, seiring dengan pemerintah China yang tak memberikan izin.
Qualcomm memerlukan persetujuan dari 9 regulator di berbagai negara, termasuk China, untuk bisa mengakuisisi NXP. Persetujuan pihak China dibutuhkan lantaran China berkontribusi sebesar hampir dua pertiga dari pendapatan Qualcomm tahun lalu.
Sebelumnya, Qualcomm mengatakan bahwa pihaknya akan menarik tawaran akuisisi senilai US$ 44 miliar bagi NXP kecuali mendapatkan izin pada menit-menit akhir. Tenggat waktu bagi Qualcomm untuk mengakuisisi NXP adalah pada tengah malam hari Rabu (25/7/2018) waktu AS, dimana batas waktu tersebut sudah dilewati tanpa ada penerbitan izin oleh pemerintah China.
Selain Qualcomm, langkah ekspansi Facebook juga diganjal oleh pemerintah China. Negara pimpinan Xi Jinping tersebut telah menarik persetujuan bagi Facebook untuk mendirikan anak usaha di Zhejiang, seperti dilaporkan oleh New York Times pada hari Rabu, dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Wall Street yang cenderung melemah pada dini hari tadi membuat bursa saham kawasan Asia tak bisa berbuat banyak pada pagi hari ini: indeks Dow Jones naik 0,44%, indeks S&P 500 turun 0,3%, dan indeks Nasdaq anjlok 1,44%.
Selain itu, investor juga menghukum saham Facebook lantaran perusahaan gagal menambah pengguna aktif harian di Amerika Utara dan kehilangan pengguna aktif harian di Eropa pada kuartal-II 2018.
Mengutip CNBC International, dalam laporan kuartal-II 2018, pengguna aktif harian di Amerika Utara tetap sebesar 185 juta, sama seperti kuartal sebelumnya. Padahal, analis memperkirakan peningkatan menjadi 185,4 juta, seperti dilansir dari FactSet.
Pengguna aktif harian di Eropa turun menjadi 279 juta pada kuartal-II 2018 dari 282 juta pada kuartal sebelumnya, kemungkinan disebabkan oleh Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang baru saja diberlakukan di Eropa. GDPR merupakan peraturan yang memberi pengguna lebih banyak kendali atas data online milik mereka.
Kemudian, risiko juga datang dari kebijakan pemerintah China yang membatasi ruang gerak perusahaan-perusahaan asal AS. Perusahaan produsen semikondutor asal AS Qualcomm kemungkinan gagal untuk mengakuisisi NXP Semiconductors, seiring dengan pemerintah China yang tak memberikan izin.
Qualcomm memerlukan persetujuan dari 9 regulator di berbagai negara, termasuk China, untuk bisa mengakuisisi NXP. Persetujuan pihak China dibutuhkan lantaran China berkontribusi sebesar hampir dua pertiga dari pendapatan Qualcomm tahun lalu.
Sebelumnya, Qualcomm mengatakan bahwa pihaknya akan menarik tawaran akuisisi senilai US$ 44 miliar bagi NXP kecuali mendapatkan izin pada menit-menit akhir. Tenggat waktu bagi Qualcomm untuk mengakuisisi NXP adalah pada tengah malam hari Rabu (25/7/2018) waktu AS, dimana batas waktu tersebut sudah dilewati tanpa ada penerbitan izin oleh pemerintah China.
Selain Qualcomm, langkah ekspansi Facebook juga diganjal oleh pemerintah China. Negara pimpinan Xi Jinping tersebut telah menarik persetujuan bagi Facebook untuk mendirikan anak usaha di Zhejiang, seperti dilaporkan oleh New York Times pada hari Rabu, dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular