
BI Proyeksi Inflasi Tahun Depan 3,6%
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
26 July 2018 15:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperoyeksi inflasi pada 2019 akan mencapai 3,6%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, proyeksi lebih rendah ini karena melihat keberhasilan pemerintah dan BI serta seluruh stakeholder dalam mengendalikan harga pangan.
"Inflasi tahun depan proyeksi 3,6% itu inflasi IHK," ungkapnya dalam Rakornas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Grand Sahid, Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Menurutnya, untuk mencapai inflasi lebih rendah ini, maka harga pangan juga harus tetap di jaga. "Kita akan upayakan volatile food sesuai dengan kesepakatan TPI. Itu adalah bisa 4%-4,5% secara nasional," jelasnya.
Dia mengatakan, saat ini volatile food di semua daerah belum seragam. Ada yang volatile foodnya sudah sangat rendah dan beberapa daerah lain harus berupaya secara kuat untuk menurunkan inflasi volatile food nya.
"Konsistensi kita dalam mengendalikan inflasi perlu dipertahankan mengingat sasaran inflasi kedepan akan semakin rendah," kata dia.
Perry menjelaskan, untuk menjaga inflasi tahun depan maka Indonesia perlu memperhatikan sejumlah tantangan pengendalian inflasi yang masih mengemuka baik dari sisi eksternal maupun domestik.
Untuk sisi eksternal ia menilai perlu berhati-hati terhadap harga minyak dunia dan komoditas pangan global yang dapat berdampak terhadap kenaikan harga pangan dalam negeri. Dari sisi domestik perlu memperhatikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi hingga harga pangan.
"Inflasi volatile food yang berpotensi meningkat pada tahun 2018 antara lain beras, daging ayam dan komoditas hortikultura," tukas dia.
(dru) Next Article Puja-puji Gubernur BI di Depan Jokowi Soal Inflasi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, proyeksi lebih rendah ini karena melihat keberhasilan pemerintah dan BI serta seluruh stakeholder dalam mengendalikan harga pangan.
"Inflasi tahun depan proyeksi 3,6% itu inflasi IHK," ungkapnya dalam Rakornas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Grand Sahid, Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Dia mengatakan, saat ini volatile food di semua daerah belum seragam. Ada yang volatile foodnya sudah sangat rendah dan beberapa daerah lain harus berupaya secara kuat untuk menurunkan inflasi volatile food nya.
"Konsistensi kita dalam mengendalikan inflasi perlu dipertahankan mengingat sasaran inflasi kedepan akan semakin rendah," kata dia.
Perry menjelaskan, untuk menjaga inflasi tahun depan maka Indonesia perlu memperhatikan sejumlah tantangan pengendalian inflasi yang masih mengemuka baik dari sisi eksternal maupun domestik.
Untuk sisi eksternal ia menilai perlu berhati-hati terhadap harga minyak dunia dan komoditas pangan global yang dapat berdampak terhadap kenaikan harga pangan dalam negeri. Dari sisi domestik perlu memperhatikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi hingga harga pangan.
"Inflasi volatile food yang berpotensi meningkat pada tahun 2018 antara lain beras, daging ayam dan komoditas hortikultura," tukas dia.
(dru) Next Article Puja-puji Gubernur BI di Depan Jokowi Soal Inflasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular