Internasional
China Bantah Tuduhan Trump Soal Manipulasi Mata Uang Yuan
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 July 2018 18:29

Beijing, CNBC Indonesia - China pada hari Senin (23/7/2018) membantah tuduhan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Beijing telah memanipulasi yuan untuk mendukung para eksportir dalam negeri. Pemerintah China menyebut AS terlihat sedang memprovokasi perang dagang.
Trump meluncurkan tembakan perang dagang terbarunya hari Jumat pekan lalu dengan menuduh China dan Uni Eropa melakukan manipulasi mata uang. Ia juga mengaku siap mengenakan bea masuk terhadap seluruh produk impor dari Negeri Tirai Bambu.
Namun, Kementerian Luar Negeri China membantah tuduhan itu dalam press briefing harian di Beijing dan mengatakan kurs yuan dipengaruhi oleh pasar.
"China tidak memiliki keinginan untuk mendorong ekspor melalui pelemahan mata uangnya secara sengaja," kata juru bicara kementerian Geng Shuang kepada wartawan, AFP melaporkan.
Meskipun membiarkan pasar bekerja, China menjaga yuan tetap dalam batas perdagangan yang sempit yang disesuaikan otoritas setiap hari dan secara luas diketahui sebagai upaya intervensi. Hal ini memantik tuduhan manipulasi dari AS sejak lama, termasuk dari Trump.
"Ketika AS cenderung memprovokasi perang dagang, China tidak menginginkan perang dagang namun juga tidak takut menghadapi perang dagang," kata Geng ketika ditanya mengenai ancaman Trump untuk mengenakan bea masuk terhadap seluruh impor China.
"Bila diperlukan, China akan melawan. Ancaman dan intimidasi tidak akan berhasil [menundukkan] orang-orang China."
Dua perekonomian terbesar dunia itu sedang menghadapi perseteruan dagang yang terus memanas setelah AS awal bulan ini mengenakan tarif 25% terhadap produk China senilai US$34 miliar. Langkah itu memicu serangan balasan China yang langsung mengenakan tarif serupa terhadap impor dari AS dengan nilai yang sama.
Ketika perang dagang memanas, kecemasan mengenai perang mata uang juga ikut mengemuka karena yuan yang telah melemah dalam beberapa minggu terakhir dan membuat Trump kesal.
Yuan yang terdepresiasi membuat ekspor China menikmati keuntungan harga yang lebih murah di luar negeri dan menghilangkan beberapa dampak dari pengenaan tarif yang lebih tinggi, kata beberapa ekonom.
(roy) Next Article IMF: Yuan Melemah Namun Masih Wajar
Trump meluncurkan tembakan perang dagang terbarunya hari Jumat pekan lalu dengan menuduh China dan Uni Eropa melakukan manipulasi mata uang. Ia juga mengaku siap mengenakan bea masuk terhadap seluruh produk impor dari Negeri Tirai Bambu.
Namun, Kementerian Luar Negeri China membantah tuduhan itu dalam press briefing harian di Beijing dan mengatakan kurs yuan dipengaruhi oleh pasar.
Meskipun membiarkan pasar bekerja, China menjaga yuan tetap dalam batas perdagangan yang sempit yang disesuaikan otoritas setiap hari dan secara luas diketahui sebagai upaya intervensi. Hal ini memantik tuduhan manipulasi dari AS sejak lama, termasuk dari Trump.
"Bila diperlukan, China akan melawan. Ancaman dan intimidasi tidak akan berhasil [menundukkan] orang-orang China."
Dua perekonomian terbesar dunia itu sedang menghadapi perseteruan dagang yang terus memanas setelah AS awal bulan ini mengenakan tarif 25% terhadap produk China senilai US$34 miliar. Langkah itu memicu serangan balasan China yang langsung mengenakan tarif serupa terhadap impor dari AS dengan nilai yang sama.
Ketika perang dagang memanas, kecemasan mengenai perang mata uang juga ikut mengemuka karena yuan yang telah melemah dalam beberapa minggu terakhir dan membuat Trump kesal.
Yuan yang terdepresiasi membuat ekspor China menikmati keuntungan harga yang lebih murah di luar negeri dan menghilangkan beberapa dampak dari pengenaan tarif yang lebih tinggi, kata beberapa ekonom.
(roy) Next Article IMF: Yuan Melemah Namun Masih Wajar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular