Obligasi Pemerintah Menguat di Hari Pertama Lelang SBI

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
23 July 2018 18:15
Pasar obligasi menguat tipis awal pekan ini, bertepatan dengan diaktifkannya lagi lelang sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi menguat tipis pada perdagangan di awal pekan ini, justru bertepatan dengan diaktifkannya lagi lelang sertifikat Bank Indonesia (SBI). 

Menurut data Reuters, harga tiga seri acuan surat berharga negara (SBN) menanjak dalam jumlah kecil sekaligus membebani posisi tingkat imbal hasil (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield seri acuan 5 tahun turun 2 basis poin (bps) menjadi 7,75%, seri 10 tahun turun 1 bps menjadi 7,84%, dan seri 20 tahun turun 2 bps menjadi 8,21%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. 

Seri acuan lain yaitu FR0065 yang bertenor 15 tahun mengalami kenaikan yield 2 bps menjadi 8,09%, menjadikannya seri acuan satu-satunya yang mengalami koreksi harga. 
Obligasi Pemerintah Menguat di Hari Pertama Lelang SBI

Penguatan pasar obligasi itu terjadi di tengah diaktifkannya kembali lelang SBI sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka (OPT), yang sempat dikhawatirkan dapat mengurangi fokus investor ke SBN karena suplai penawaran surat utang yang berlebih.
 

Kondisi ini pada gilirannya bisa memicu kekeringan likuiditas yang secara tidak langsung bisa mengancam pertumbuhan kredit, pembiayaan pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi, karena dana investasi tersedot ke portofolio tersebut. 

Lelang SBI dan SBI Syariah hari ini menjaring permintaan Rp 15,12 triliun, dan memenangkan Rp 6,86 triliun di antaranya. Bank Indonesia juga mensyaratkan minimal periode ditahan bank (holding period) selama sepekan sebelum bisa dijual. 

Selain lelang SBI dan SBI Syariah, bank sentral juga menggelar lelang reverse repo SBN. Permintaan yang masuk dari pelaku pasar Rp 4,9 triliun, dan semua penawaran tersebut dimenangkan. Mekanisme reverse repo adalah BI meminjam dana rupiah dari perbankan dengan jaminan SBN miliknya. 

Hampir bersamaan, besok pemerintah melalui tangan Kemenkeu akan menggelar lelang rutin surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) dengan target penerbitan Rp 6 triliun. 

Jumlah target itu naik dari target sukuk sebelumnya Rp 4 triliun, seiring dengan minat calon investor yang meningkat pada lelang-lelang sebelumnya dan target penerbitan pemerintah yang baru mencapai 57% dari target tahun ini. 

Hari ini, nilai tukar rupiah kembali terkoreksi 10 poin (0,06%) menjadi Rp 14.485 per dolar AS. Di sisi lain, pasar saham menguat dengan menembus level psikologis 5.900. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 43 poin (0,73%) menjadi 5.915. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/hps) Next Article Sambut Lelang, 5 SUN Obligasi Tenor Panjang Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular