Obligasi Pemerintah Berpeluang Menguat Pekan ini

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
23 July 2018 16:12
Lelang SBSN Versus Lelang SBI
Foto: Freepik
Selasa pekan ini, Kemenkeu akan melelang dua seri surat perbendaharaan negara (SPN) syariah dan empat seri surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) dengan target Rp 6 triliun. SPN merupakan surat berharga yang bertenor di bawah setahun.  

Tanpa kecenderungan dan sentimen lain, pemerintah terindikasi optimistis terhadap lelang ke depannya karena dalam lelang SBN konvensional terakhir minat investor cukup tinggi, sehingga berdampak pada tercapainya target penerbitan maksimal yaitu Rp 20 triliun.   

Selain dari minat investor yang terlihat menguat dalam dua lelang SBN dan SBSN terakhir, dinaikkannya target penerbitan dalam lelang juga terkait dengan jumlah target penerbitan kotor tahun ini. Pemerintah memiliki target Rp 850 triliun dan hingga lelang terakhir jumlah penerbitan baru Rp 490 triliun (57%).

“Karena masih 57% itu, seperti pemerintah akan lebih banyak menerbitkan lagi (dan menaikkan target penerbitan). Mereka juga dapat menerbitkan SBN melalui penawaran terbatas (private placement),” ujar Kepala Riset Fixed Income PT BNI Securities Ariawan.  

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mengumumkan penerbitan kembali instrumen sertifikat BI (SBI). Meski baru diumumkan pekan lalu, hari ini BI langsung tancap gas dengan mengagendakan lelang Reverse Repo SBN 1 minggu, SBI 9 bulan, SBI 12 bulan, SBI syariah 9 bulan, dan SBI syariah 12 bulan.  

Dikhawatirkan minat investor yang berniat masuk ke lelang SBSN Selasa akan tergerus sebagian untuk lelang SBI hari ini.

Meski demikian, Ariawan mengatakan optimistis terhadap lelang-lelang pemerintah selanjutnya karena rata-rata nilai penawaran investor yang masuk dalam lelang SBN sudah naik menjadi Rp 27 triliun dari sebelumnya Rp 21 triliun.  

Penawaran asing dalam lelang terakhir tersebut, tuturnya, juga naik signifikan menjadi Rp 8 triliun-Rp 9 triliun. “Jika sentimen global mereda, investor asing sudah bisa masuk ke pasar obligasi Indonesia karena saat sudah sangat menarik,” ujar Ariawan.  

Terlebih, lanjutnya, selisih (spread) antara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang Amerika Serikat (US Treasury) tenor yang sama sudah hampir 5% atau 500 bps. Melebarnya spread SBN dengan US Treasury akan membuat obligasi pemerintah Indonesia semakin menarik.  

Spread sebesar 499 bps tersebut menjadi yang terlebar sejak awal tahun lalu, tepatnya pada 6 Maret 2017.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular