Analisis Teknikal

INCO Cenderung Koreksi, tapi Ada Sinyal Naik Jangka Panjang

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 July 2018 16:11
Meski memasuki tren penguatan sejak awal tahun, saham INCO dalam jangka pendek berpeluang tertekan (dalam sepekan).
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Meski memasuki tren penguatan sejak awal tahun, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dalam jangka pendek berpeluang tertekan (dalam sepekan), di tengah penurunan produksi nikel.

Vale Indonesia mencatatkan penurunan produksi nikel sebesar 4% pada kuartal-II tahun ini menjadi 18,8 ribu ton dibandingkan produksi nikel pada periode yang sama 2017 sebanyak 20,1 ribu ton.

Wakil Presiden Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan penurunan produksi nikel disebabkan oleh aktivitas pemeliharaan alat.

"Kalau dari sisi produksi secara year on year (yoy) lebih rendah, tapi dibandingkan dengan kuartal-I 2018 produksi nikel kami meningkat," ujar Bernardus usai Rapat Umum Pemegang Luar Biasa (RUPSLB), Jumat (20/7/18).

Pada Kamis (19/7/2018), saham INCO ditutup melemah pada Rp 4.330 atau turun 0,45% dengan volume 46.72 juta saham. Investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) selama 5 hari berturut-turut, dengan net buy kemarin sebesar Rp 5,99 miliar.

Secara tahun berjalan (year to date/ytd), saham INCO telah mengalami kenaikan sebesar 41,58% atau jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan sektor pertambangan (sebesar 25,63%) pada periode yang sama.

Bagaimana pergerakan harga saham INCO selanjutnya, tim riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
INCO Cenderung Koreksi di Tengah Penguatan Jangka PanjangSumber: Reuters
Sempat melemah di awal tahun hingga pertengahan maret tahun ini, saham INCO melesat keatas dengan sudut 45 derajat atau mengalami tren kenaikan(uptrend). Meski demikian, dalam jangka pendek INCO cenderung tertekan sehingga koreksi masih membayangi dalam sepekan.

Sempat menyentuh level tertingginya pada Senin (16/07/2018) INCO ditutup turun dengan membentuk pola grafik lilin bintang jatuh (shooting star) di harga Rp 4.650, kemudian INCO cenderung melemah dengan dengan ditutup selalu minus dalam 4 hari perdagangannya.

Mengacu pada beberapa indikator seperti moving average (MA), INCO masih berada diatas garis rerata 20 dan 50 harinya (MA-20 dan MA-50) secara jangka menengah INCO masih dalam kondisi bullish.

Meskipun demikian INCO masih berada dibawah rerata pergerakan lima harinya (MA 5) dan mulai menembus garis rerata 10 hari (MA 10) pada hari ini, artinya dalam jangka pendek INCO sedang bearish.

Sinyal stochastic slow menggambarkan INCO pada area netral meskipun mulai mendekati area oversold. Sedangkan Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) mulai membentuk pola persilangan mati (dead cross) atau cenderung menurun.

Sampai berita ini diturunkan Jumat (20/07/2018) INCO diperdagangkan pada harga Rp 4.260 atau melemah 1.61%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Vale Indonesia Tak Ikutan Proyek Tambang Emas Akbar di NTB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular