
Internasional
Trump Sebut The Fed Ganggu Perekonomian AS, Ini Pernyataannya
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
20 July 2018 07:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam kritiknya yang langka dan pedas, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap bank sentral Federal Reserve dan mengatakan The Fed dapat mengganggu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.
Trump sangat jarang mengomentari The Fed yang bertugas menentukan suku bunga acuan yang pada akhirnya akan dirasakan oleh berbagai macam kredit konsumen.
Para pejabat The Fed, termasuk Gubernur Jerome Powell, telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali tahun ini dan berencana kembali meningkatkannya dua kali lagi hingga akhir tahun.
Dalam wawancara eksklusifnya dengan CNBC International, Trump mengatakan ia tidak setuju dengan kebijakan The Fed meskipun menyatakan ia telah menempatkan orang yang sangat kompeten di bank sentral, yaitu Powell.
"Saya tidak senang," ujarnya. "Karena [ekonomi] kita membaik dan setiap kali Anda membaik mereka ingin menaikkan suku bunga lagi. Saya tidak terlalu - saya tidak senang dengan itu. Namun di saat yang sama saya membiarkan mereka melakukan yang menurut mereka terbaik."
"Namun saya tidak suka semua ini memengaruhi apa yang sedang kami kerjakan."
Pasar bereaksi terhadap pernyataan Trump hari Kamis (19/7/2018) di mana saham-saham, dolar AS, dan yield obligasi berjatuhan.
Pejabat bank sentral tidak mengomentari pernyataan sang presiden yang juga pengusaha properti itu.
Gedung Putih dalam sebuah pernyataan setelah wawancara tersebut ditayangkan menegaskan bahwa Trump tidak bermaksud memengaruhi proses pengambilan keputusan The Fed.
"Tentu saja Presiden menghormati independensi The Fed. Karena ia menganggap Gubernur Federal Reserve Jerome Powell seorang tokoh yang baik dan ia tidak mencampuri kebijakan The Fed," menurut pernyataan itu, CNBC International melaporkan.
"Pandangan Presiden mengenai suku bunga telah banyak diketahui dan komentarnya hari ini adalah penegasan kembali dari pandangan dan komentar yang telah ia nyatakan di hadapan publik sejak lama."
Trump, yang dulunya adalah seorang taipan properti, telah ikut membantu diloloskannya pemotongan pajak besar-besaran tahun lalu yang memangkas tarif pajak korporasi dari 35% menjadi 21%. Kebijakan itu juga menurunkan tarif marjinal di berbagai jenis pajak.
Sebagai dampaknya, sang presiden telah mendorong penguatan pasar saham dan perekonomian yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 3% tahun ini, jauh di atas angka pertumbuhan pasca-krisis yang dicatatkan sebelum ia menjabat.
Powell mengatakan ia yakin perekonomian AS telah cukup kuat bagi The Fed untuk melanjutkan menaikkan suku bunganya secara bertahap.
Namun tetap saja Trump mengatakan ia khawatir waktu kenaikan tersebut tidak tepat dan akan merugikan AS terutama saat bank sentral lainnya, seperti European Central Bank dan Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya.
Presiden mengakui komentarnya itu tidak biasa namun ia tidak peduli.
"Sekarang saya hanya menyatakan hal yang sama dengan apa yang akan saya katakan sebagai seorang warga biasa," ujarnya. "Seseorang akan berkata, 'Oh, mungkin Anda tidak seharusnya mengatakan itu sebagai seorang presiden.' Saya tidak peduli pada apa yang mereka katakan karena pandangan saya tidak berubah."
"Saya tidak senang melihat ini setelah semua yang kita lakukan demi perekonomian dan kemudian suku bunga naik," katanya.
Komentar Trump itu sepertinya akan memicu kritik. Independensi The Fed dari intervensi politik telah lama menjadi kunci keberadaannya sehingga komentar sang presiden itu menjadi sedikit preseden buruk.
Mantan Presiden The Fed Dallas Richard Fisher mengatakan kepada CNBC bahwa Trump telah melewati batasnya.
"Salah satu ciri khas dari perekonomian Amerika yang sangat baik adalah menjaga independensi Federal Reserve. Tidak ada satupun presiden yang dapat mencampuri cara kerja The Fed," kata Fisher. "Bila saya menjadi Gubernur Powell, saya akan mengabaikan presiden dan melakukan tugas saya dan saya yakin ia akan melakukan itu."
(prm) Next Article Jadi Sasaran Kekesalan Trump, Bagaimana Nasib Bos The Fed?
Trump sangat jarang mengomentari The Fed yang bertugas menentukan suku bunga acuan yang pada akhirnya akan dirasakan oleh berbagai macam kredit konsumen.
Para pejabat The Fed, termasuk Gubernur Jerome Powell, telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali tahun ini dan berencana kembali meningkatkannya dua kali lagi hingga akhir tahun.
"Saya tidak senang," ujarnya. "Karena [ekonomi] kita membaik dan setiap kali Anda membaik mereka ingin menaikkan suku bunga lagi. Saya tidak terlalu - saya tidak senang dengan itu. Namun di saat yang sama saya membiarkan mereka melakukan yang menurut mereka terbaik."
"Namun saya tidak suka semua ini memengaruhi apa yang sedang kami kerjakan."
Pasar bereaksi terhadap pernyataan Trump hari Kamis (19/7/2018) di mana saham-saham, dolar AS, dan yield obligasi berjatuhan.
Pejabat bank sentral tidak mengomentari pernyataan sang presiden yang juga pengusaha properti itu.
Gedung Putih dalam sebuah pernyataan setelah wawancara tersebut ditayangkan menegaskan bahwa Trump tidak bermaksud memengaruhi proses pengambilan keputusan The Fed.
"Tentu saja Presiden menghormati independensi The Fed. Karena ia menganggap Gubernur Federal Reserve Jerome Powell seorang tokoh yang baik dan ia tidak mencampuri kebijakan The Fed," menurut pernyataan itu, CNBC International melaporkan.
"Pandangan Presiden mengenai suku bunga telah banyak diketahui dan komentarnya hari ini adalah penegasan kembali dari pandangan dan komentar yang telah ia nyatakan di hadapan publik sejak lama."
Trump, yang dulunya adalah seorang taipan properti, telah ikut membantu diloloskannya pemotongan pajak besar-besaran tahun lalu yang memangkas tarif pajak korporasi dari 35% menjadi 21%. Kebijakan itu juga menurunkan tarif marjinal di berbagai jenis pajak.
Sebagai dampaknya, sang presiden telah mendorong penguatan pasar saham dan perekonomian yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 3% tahun ini, jauh di atas angka pertumbuhan pasca-krisis yang dicatatkan sebelum ia menjabat.
Powell mengatakan ia yakin perekonomian AS telah cukup kuat bagi The Fed untuk melanjutkan menaikkan suku bunganya secara bertahap.
Namun tetap saja Trump mengatakan ia khawatir waktu kenaikan tersebut tidak tepat dan akan merugikan AS terutama saat bank sentral lainnya, seperti European Central Bank dan Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya.
Presiden mengakui komentarnya itu tidak biasa namun ia tidak peduli.
"Sekarang saya hanya menyatakan hal yang sama dengan apa yang akan saya katakan sebagai seorang warga biasa," ujarnya. "Seseorang akan berkata, 'Oh, mungkin Anda tidak seharusnya mengatakan itu sebagai seorang presiden.' Saya tidak peduli pada apa yang mereka katakan karena pandangan saya tidak berubah."
"Saya tidak senang melihat ini setelah semua yang kita lakukan demi perekonomian dan kemudian suku bunga naik," katanya.
Komentar Trump itu sepertinya akan memicu kritik. Independensi The Fed dari intervensi politik telah lama menjadi kunci keberadaannya sehingga komentar sang presiden itu menjadi sedikit preseden buruk.
Mantan Presiden The Fed Dallas Richard Fisher mengatakan kepada CNBC bahwa Trump telah melewati batasnya.
"Salah satu ciri khas dari perekonomian Amerika yang sangat baik adalah menjaga independensi Federal Reserve. Tidak ada satupun presiden yang dapat mencampuri cara kerja The Fed," kata Fisher. "Bila saya menjadi Gubernur Powell, saya akan mengabaikan presiden dan melakukan tugas saya dan saya yakin ia akan melakukan itu."
(prm) Next Article Jadi Sasaran Kekesalan Trump, Bagaimana Nasib Bos The Fed?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular