LIkuiditas Mengetat, BI Optimistis Kredit Bank Tumbuh 10-12%

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 July 2018 15:48
Bank memiliki likuiditas yang cukup berasal dari pendanaan dari non-DPK.
Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memprediksi bank masih memiliki ruang untuk menyalurkan kredit tahun ini meski likuiditas mengetat. Alasannya, indikator -indikator perbankan masih cukup baik.

Hingga Mei 2018, rasio likuiditas bank mencapai 20,3%. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross 2,79% dan NPL nett 1,28%. Adapun rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) mencapai 91,8% padahal pada periode yang sama tahun lalu LDR bank 97%. Itu artinya, likuiditas yang tersisa 8%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pada Mei lalu dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,5% turun dari pertumbuhan DPK bulan sebelumnya yang menyentuh 8,1%. Namun pertumbuhan DPK yang menurun tidak akan menghambat pertumbuhan kredit karena likuiditas bank masih baik dalam mendukung pembiayaan pembangunan.

"Ini terbukti dengan aktivitas mobilisasi di luar DPK dalam bentuk penerbitan obligasi hingga medium term note (MTN) yang tinggi. Pada 16 Juli, BI mengimplementasikan rasio intermediasi makroprudential yang meningkatkan financing perbankan," ujar Perry, di Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Rasio intermediasi baru perbankan adalah loan to funding rasio (LFR). Melalui aturan ini sumber pendanaan bank bukan hanya dari dana pihak ketiga tetapi penerbitan surat utang untuk membiayai kredit.

Perry menambahkan pertumbuhan kredit dan DPK perbankan tahun ini akan lebih baik. Kredit akan tumbuh 10%-12% dan DPK 9%-11%.

"Ini menunjukan bahwa bank punya fleksibilitas tapi punya buffer (penyangga) yang cukup, likuiditas jangka pendek terpenuhi dalam ekspansi kredit perbankan ke depan," tambah Perry.



(roy/roy) Next Article Roda Ekonomi RI Belum Muter, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular