Wall Street Gugup Nantikan Pidato Gubernur The Fed

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 July 2018 17:44
Wall Street akan dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini, Selasa (17/7/2018) waktu setempat.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini, Selasa (17/7/2018) waktu setempat. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) di mana kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar enam poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar lima dan 54 poin.

Perhatian pelaku pasar tertuju kepada testimoni gubernur bank sentral AS Federal Reserve, Jerome Powell, pada pukul 21:00 WIB nanti. Powell dijadwalkan berbicara di hadapan Senate Banking Committee terkait dengan laporan kebijakan moneter setengah tahunan.

Testimoni ini biasanya dibagi dalam dua tahap. Pertama, sang gubernur akan membacakan naskah dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Pelaku pasar akan benar-benar memantau setiap kata yang keluar dari mulut Powell guna mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, terdapat 59,4% kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) lagi pada tahun ini yang terbagi dalam dua tahap.

Sementara itu, probabilitas The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 bps lagi saja berada di level 33,2%. Ini artinya, pihak yang masih meragukan kenaikan sebanyak empat kali secara total pada tahun ini masih cukup besar.


Investor cenderung memilih bermain defensif sembari menantikan testimoni Powell dengan melepas saham-saham yang dimilikinya.

Sisi positifnya, ada kejutan dari Jepang dan Uni Eropa. Kedua pihak pada hari ini menandatangani kesepakatan dagang yang akan mengeleminasi hampir seluruh tarif.

Melalui kesepakatan ini, sekitar 99% tarif yang sebelumnya dikenakan oleh Uni Eropa terhadap produk-produk impor asal Jepang akan dihilangkan. Sementara bagi Uni Eropa, sebanyak 94% tarif ketika mengekspor ke Jepang akan dihilangkan, sebelum nantinya naik menjadi 99% pada tahun-tahun mendatang.

Bagi konsumen Jepang, barang-barang asal Uni Eropa seperti wine, babi, keju, dan biskuit akan lebih murah. Bagi Uni Eropa, komponen mesin, teh dan ikan asal Jepang akan menjadi lebih murah.

Kesepakatan ini tentu merupakan kabar gembira bagi ekonomi dunia. Pasalnya, gabungan dari ekonomi Jepang dan Uni Eropa setara dengan sepertiga ekonomi dunia dan mencakup lebih dari 600 juta masyarakat.

Kesepakatan ini juga memberikan angin segar kala Amerika Serikat terus saja melanjutkan kebijakan proteksionisnya, terutama terhadap China.

Pada pukul 20:15 WIB, data pertumbuhan produksi industri periode Juni akan diumumkan. Pelaku pasar juga akan memantau rilis laporan keuangan kuartal kedua dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular