
BI Sebut Rupiah di 14.000/US$, Sri Mulyani 14.200/US$
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 July 2018 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara rata-rata bergerak di kisaran Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$, atau jauh lebih kuat dibandingkan kondisinya saat ini.
Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada semester II-2018 memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di Rp 14.200/US$.
"Berdasarkan rata-rata nilai tukar saat ini, kami perkirakan nilai tukar rata-rata 2018 di kisaran Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$," kata Mirza di gedung parlemen, Selasa (17/7/2018).
Seperti diketahui, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar As pada pukul 15:00 WIB di pasar spot berada di level Rp 14.370/US$. Angka ini, tidak jauh berbeda dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
BI memandang, pelemahan nilai tukar tak lepas dari perkembangan ekonomi global. Sejumlah mata uang negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia, pun terkena imbas ketidakpastian perekonomian global.
Namun, BI merasa pergerakan rupiah akhir-akhir ini sudah cukup stabil, sebagai respons kebijakan pre emptive, front loading, dan ahead the curve yang ditempuh bank sentral dengan menaikkan bunga acuan sebesar 100 basis poin.
Sri Mulyani sendiri memproyeksikan semester II-2018 dolar AS akan berada di level Rp 14.200. "Proyeksi Semester II kurs Rp 14.200 per dolar AS. Keseluruhan tahun rata-rata kurs Rp 13.973 per dolar," kata Sri Mulyani.
Penguatan mata uang AS adalah fenomena global menuru Sri Mulyani. Indoenisa mengaami depresiasi semester I hingga 5,72% ,
"Ini akan jadi PR untuk diperkuat namun dari sisi pondasi dan transaksi berjalan depresiasi rupiah dibandingkan negara lain masih cukup justified."
(dru) Next Article Dipimpin Sri Mulyani, Ini 3 Poin Pembahasan AFMGM di Jakarta
Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada semester II-2018 memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di Rp 14.200/US$.
"Berdasarkan rata-rata nilai tukar saat ini, kami perkirakan nilai tukar rata-rata 2018 di kisaran Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$," kata Mirza di gedung parlemen, Selasa (17/7/2018).
BI memandang, pelemahan nilai tukar tak lepas dari perkembangan ekonomi global. Sejumlah mata uang negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia, pun terkena imbas ketidakpastian perekonomian global.
Sri Mulyani sendiri memproyeksikan semester II-2018 dolar AS akan berada di level Rp 14.200. "Proyeksi Semester II kurs Rp 14.200 per dolar AS. Keseluruhan tahun rata-rata kurs Rp 13.973 per dolar," kata Sri Mulyani.
Penguatan mata uang AS adalah fenomena global menuru Sri Mulyani. Indoenisa mengaami depresiasi semester I hingga 5,72% ,
"Ini akan jadi PR untuk diperkuat namun dari sisi pondasi dan transaksi berjalan depresiasi rupiah dibandingkan negara lain masih cukup justified."
(dru) Next Article Dipimpin Sri Mulyani, Ini 3 Poin Pembahasan AFMGM di Jakarta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular