Apresiasi Rupiah Paling 'Tipis' di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 July 2018 16:45
Apresiasi Rupiah Paling 'Tipis' di Asia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah mampu sejajar dengan mata uang Asia yang juga mampu terapresiasi di hadapan greenback. 

Pada Selasa (17/7/2017), US$ 1 dibanderol Rp 14.365 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Rupiah dibuka melemah 0,07%. Namun setelah itu rupiah mampu menipiskan pelemahan itu hingga ke posisi stagnan, sama dengan penutupan perdagangan kemarin. 

Stagnasi rupiah berlangsung cukup lama. Namun jelang penutupan, rupiah terangkat naik dan akhirnya bisa ditutup menguat. Posisi terkuat rupiah hari ini ada di Rp 14.357/US$ sementara terlemahnya adalah Rp 14.395/US$. 

Reuters

Rupiah mampu menyamai kinerja mata uang kawasan yang menguat terhadap dolar AS. Namun di antara mata uang utama Benua Kuning, apresiasi rupiah menjadi yang paling tipis. Setidaknya bisa menghindari pelemahan seperti yang dialami yen Jepang.

Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 16:22 WIB, mengutip Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang112,34-0,05
Yuan China6,68+0,12
Won Korea Selatan1.124,73+0,26
Dolar Taiwan30,50+0,14
Dolar Hong Kong7,850,00
Rupee India68,33+0,30
Dolar Singapura1,36+0,20
Baht Thailand33,23+0,06
Peso Filipina53,40+0,12

Untuk mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan kurs dolar AS, silakan klik di sini. 

Rupiah berhasil memanfaatkan situasi dolar AS yang sedang tertekan. Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback relatif terhadap enam mata uang utama) terkoreksi 0,2% pada pukul 16:25 WIB. 

Perhatian investor kini terfokus jelang pemaparan Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di depan Senat AS. Powell akan memberikan informasi perekonomian terkini hingga semester I-2018. 

Berdasarkan naskah laporan Powell yag diperoleh Reuters, tidak akan ada kejutan. Powell diperkirakan masih mengulangi kalimat bahwa The Fed  akan menaikkan suku bunga acuan secara gradual. 

"Intinya, pelaku pasar memperkirakan Powell akan kembali menyatakan optimisme terhadap perkembangan perekonomian AS, baik itu pertumbuhan ekonomi atau inflasi. Ini kemudian berlanjut kepada kalimat pengetatan kebijakan moneter secara bertahap (gradual)," sebut Jim O'Sullivan, Kepala Ekonom High Frequency Economics, seperti dikutip Reuters. 

"Powell akan sedikit menyinggung soal risiko yang dihadapi oleh perekonomian AS terkait dengan kebijakan perdagangan pemerintah. Namun Powell akan menghindari kalimat bernada kritik," lanjut O'Sullivan. 

Tidak adanya gebrakan dari Powell membuat dolar AS kehabisan bensin untuk menguat. Sebab, dolar AS sangat mengandalkan kebijakan moneter, utamanya kenaikan suku bunga yang agresif, agar bisa terapresiasi. 

Investor pun kemudian cenderung melepas dolar AS. Aksi jual yang membayangi greenback membuat mata uang ini melemah terhadap berbagai mata uang, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular