
Apresiasi Rupiah Paling 'Tipis' di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 July 2018 16:45

Rupiah berhasil memanfaatkan situasi dolar AS yang sedang tertekan. Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback relatif terhadap enam mata uang utama) terkoreksi 0,2% pada pukul 16:25 WIB.
Perhatian investor kini terfokus jelang pemaparan Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di depan Senat AS. Powell akan memberikan informasi perekonomian terkini hingga semester I-2018.
Berdasarkan naskah laporan Powell yag diperoleh Reuters, tidak akan ada kejutan. Powell diperkirakan masih mengulangi kalimat bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan secara gradual.
"Intinya, pelaku pasar memperkirakan Powell akan kembali menyatakan optimisme terhadap perkembangan perekonomian AS, baik itu pertumbuhan ekonomi atau inflasi. Ini kemudian berlanjut kepada kalimat pengetatan kebijakan moneter secara bertahap (gradual)," sebut Jim O'Sullivan, Kepala Ekonom High Frequency Economics, seperti dikutip Reuters.
"Powell akan sedikit menyinggung soal risiko yang dihadapi oleh perekonomian AS terkait dengan kebijakan perdagangan pemerintah. Namun Powell akan menghindari kalimat bernada kritik," lanjut O'Sullivan.
Tidak adanya gebrakan dari Powell membuat dolar AS kehabisan bensin untuk menguat. Sebab, dolar AS sangat mengandalkan kebijakan moneter, utamanya kenaikan suku bunga yang agresif, agar bisa terapresiasi.
Investor pun kemudian cenderung melepas dolar AS. Aksi jual yang membayangi greenback membuat mata uang ini melemah terhadap berbagai mata uang, termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Perhatian investor kini terfokus jelang pemaparan Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di depan Senat AS. Powell akan memberikan informasi perekonomian terkini hingga semester I-2018.
Berdasarkan naskah laporan Powell yag diperoleh Reuters, tidak akan ada kejutan. Powell diperkirakan masih mengulangi kalimat bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan secara gradual.
"Powell akan sedikit menyinggung soal risiko yang dihadapi oleh perekonomian AS terkait dengan kebijakan perdagangan pemerintah. Namun Powell akan menghindari kalimat bernada kritik," lanjut O'Sullivan.
Tidak adanya gebrakan dari Powell membuat dolar AS kehabisan bensin untuk menguat. Sebab, dolar AS sangat mengandalkan kebijakan moneter, utamanya kenaikan suku bunga yang agresif, agar bisa terapresiasi.
Investor pun kemudian cenderung melepas dolar AS. Aksi jual yang membayangi greenback membuat mata uang ini melemah terhadap berbagai mata uang, termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular