
Obligasi Negara Terkoreksi Tipis Jelang Lelang
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
17 July 2018 10:49

Saat ini, pelaku pasar mengindikasikan masih merespon negatif rilis data neraca perdagangan (ekspor-impor) yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin. Ekspor tumbuh 11,47% YoY, sementara impor tumbuh 12,66% YoY.
Kedua data tersebut lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, di mana para ekonom memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY, sementara impor hingga 30,17% YoY.
Impor yang begitu lemah lantas membuat neraca perdagangan diumumkan jauh lebih tinggi dari ekspektasi para ekonom (US$ 1,74 miliar vs. US$ 579,5 juta).
Sebenarnya, surplus neraca perdagangan yang begitu lebar bisa menjadi katalis bagi rupiah untuk menguat. Namun, hal tersebut tak terjadi lantaran Investor lebih fokus pada prospek perekonomian Indonesia yang diindikasikan kurang cerah.
Saat ini, koreksi juga terjadi di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 46 poin (0,79%) menjadi 5.858.
TIM RISET CNBC INDONESIA (hps)
Kedua data tersebut lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, di mana para ekonom memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY, sementara impor hingga 30,17% YoY.
Impor yang begitu lemah lantas membuat neraca perdagangan diumumkan jauh lebih tinggi dari ekspektasi para ekonom (US$ 1,74 miliar vs. US$ 579,5 juta).
![]() |
Sebenarnya, surplus neraca perdagangan yang begitu lebar bisa menjadi katalis bagi rupiah untuk menguat. Namun, hal tersebut tak terjadi lantaran Investor lebih fokus pada prospek perekonomian Indonesia yang diindikasikan kurang cerah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular