
Inilah "Harta Karun" yang Diincar Antam dari Tambang Freeport
Rivi Satrianegara & Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
13 July 2018 18:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Ditekennya Head of Agreement (HoA) akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesi (PTFI), Kamis kemarin, bakal menjadikan PTFI sebagai anak usaha BUMN tambang RI.
Seperti diketahui, induk BUMN Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) ditunjuk sebagai eskekutor divestasi 51% saham Freeport. Saat pelaksanaan divestasi selesai nanti, PTFI bakal jadi masuk di bawah Inalum dan 'bersaudara' dengan perusahaan tambang milik RI lainnya seperti PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Antam Tbk (ANTM).
"Freeport akan jadi sister company kami, harapannya nanti bisa sinergi," ujar Direktur Utama PT Antam Arie Prabowo Ariotedjo, saat dijumpai di kantornya, Jumat (13/7/2018).
Salah satu sinergi yang diincar oleh Antam adalah untuk dapat mengolah lumpur anoda (anode slime) dari PT Freeport Indonesia. Lumpur anoda ini bisa dibilang istimewa, ini adalah lumpur produk sampingan pengolahan tambang yang diyakini masih tinggi kandungan mineralnya. Terutama emas.
Selama ini, PT Freeport Indonesia mengirim konsentratnya untuk diolah di PT Smelting Gresik (sebagian kecil) dan sisanya diekspor ke smelter smelter di luar negeri, seperti di Tokyo, Jepang.
Antam memang sudah lama mengincar lumpur Anoda ini. Bahkan, perusahaan sempat membuat studi bersama dengan Freeport perkara pembelian lumpur ini. "Tapi waktu itu formulanya tidak masuk keekonomiannya, jadi kami mundur," kata Arie.
Berkaca dari ekspor anoda slime PT Smelting, di 2017 lalu perusahaan ini dapat izin ekspor lumpur anode sekitar 2000 ton. "Dari 2000 ton itu, yang bisa jadi emas sekitar 20 ton," jelas Arie.
Sementara pasokan anoda slime Smelting selama ini berasal dari Freeport. Jika pasokan ini masuk ke Antam, bisa diperkirakan akan ada tambahan produksi emas sebanyak 20 ton untuk perusahaan tambang dalam negeri ini.
Menurut Arie, jika sinergi ini bisa terjadi, Antam bisa siapkan investasi untuk membangun pabrik pengolahan anoda slime ini di masa mendatang. Investasi diperkirakan mencapai US$ 100 juta. "Untuk lokasi bisa di kawasan industri Pulo Gadung," kata Arie.
(dob) Next Article Langkah Antam Membidik Tambang Emas Raksasa di Sumbawa
Seperti diketahui, induk BUMN Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) ditunjuk sebagai eskekutor divestasi 51% saham Freeport. Saat pelaksanaan divestasi selesai nanti, PTFI bakal jadi masuk di bawah Inalum dan 'bersaudara' dengan perusahaan tambang milik RI lainnya seperti PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Antam Tbk (ANTM).
Selama ini, PT Freeport Indonesia mengirim konsentratnya untuk diolah di PT Smelting Gresik (sebagian kecil) dan sisanya diekspor ke smelter smelter di luar negeri, seperti di Tokyo, Jepang.
Antam memang sudah lama mengincar lumpur Anoda ini. Bahkan, perusahaan sempat membuat studi bersama dengan Freeport perkara pembelian lumpur ini. "Tapi waktu itu formulanya tidak masuk keekonomiannya, jadi kami mundur," kata Arie.
Berkaca dari ekspor anoda slime PT Smelting, di 2017 lalu perusahaan ini dapat izin ekspor lumpur anode sekitar 2000 ton. "Dari 2000 ton itu, yang bisa jadi emas sekitar 20 ton," jelas Arie.
Sementara pasokan anoda slime Smelting selama ini berasal dari Freeport. Jika pasokan ini masuk ke Antam, bisa diperkirakan akan ada tambahan produksi emas sebanyak 20 ton untuk perusahaan tambang dalam negeri ini.
Menurut Arie, jika sinergi ini bisa terjadi, Antam bisa siapkan investasi untuk membangun pabrik pengolahan anoda slime ini di masa mendatang. Investasi diperkirakan mencapai US$ 100 juta. "Untuk lokasi bisa di kawasan industri Pulo Gadung," kata Arie.
(dob) Next Article Langkah Antam Membidik Tambang Emas Raksasa di Sumbawa
Most Popular