
Harga CPO Makin Terperosok ke Rekor Terendah Dalam 2,5 Tahun
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
13 July 2018 16:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak acuan di bursa derivatif Malaysia bergerak melemah 0,91% ke level MYR2.166/ton pada perdagangan hari ini Jumat (13/07/2018) hingga pukul 15.19 WIB. Harga CPO masih tertekan oleh loyonya harga minyak kedelai akibat tekanan isu perang dagang.
Dengan capaian ini, harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini jatuh makin dalam ke rekor terendahnya sejak 21 September 2015. Dengan harga saat ini, harga CPO juga siap ditutup melemah 4% dalam sepekan.
Harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade, sudah melemah 2,5% di sepanjang pekan ini. Minyak kedelai memang menjadi salah satu komoditas yang paling terdampak dari memburuknya hubungan perdagangan AS-China. Perusahaan-perusahaan asal Negeri Tirai Bambu diperkirakan akan membatalkan sebagian besar minyak kedelai yang rencananya akan dibeli dari AS, seiring bea impor ekstra sebesar 25% diberlakukan.
Minyak kedelai adalah produk utama dari petani di Arkansas, dengan volume produksi mencapai 178 juta bushel pada 2017. Sekitar 40% dari hasil panen tersebut diekspor ke China. Dengan bertambah mahalnya biaya impor kedelai, Negeri Panda pun dipastikan akan menurunkan permintaannya, dan akhirnya menekan harga minyak kedelai.
Seperti diketahui, harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai melemah, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut turun.
Selain itu, dari sisi fundamental, ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran juga anjlok 12% secara bulanan (month-to-month/MtM) lpada bulan Juni 2018, melansir data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Penurunan itu jauh lebih kencang dari ekspektasi pasar yang meramalkan koreksi sebesar 7,8%. Sebagai informasi, ekspor Malaysia juga sudah turun 3 bulan berturut-turut.
Hal ini lantas menjadi indikasi masih lemahnya permintaan minyak kelapa sawit global, dan akhirnya mampu membuat harga CPO semakin terpuruk.
(RHG/hps) Next Article Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO Rebound
Dengan capaian ini, harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini jatuh makin dalam ke rekor terendahnya sejak 21 September 2015. Dengan harga saat ini, harga CPO juga siap ditutup melemah 4% dalam sepekan.
![]() |
Minyak kedelai adalah produk utama dari petani di Arkansas, dengan volume produksi mencapai 178 juta bushel pada 2017. Sekitar 40% dari hasil panen tersebut diekspor ke China. Dengan bertambah mahalnya biaya impor kedelai, Negeri Panda pun dipastikan akan menurunkan permintaannya, dan akhirnya menekan harga minyak kedelai.
Seperti diketahui, harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai melemah, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut turun.
Selain itu, dari sisi fundamental, ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran juga anjlok 12% secara bulanan (month-to-month/MtM) lpada bulan Juni 2018, melansir data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Penurunan itu jauh lebih kencang dari ekspektasi pasar yang meramalkan koreksi sebesar 7,8%. Sebagai informasi, ekspor Malaysia juga sudah turun 3 bulan berturut-turut.
Hal ini lantas menjadi indikasi masih lemahnya permintaan minyak kelapa sawit global, dan akhirnya mampu membuat harga CPO semakin terpuruk.
(RHG/hps) Next Article Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO Rebound
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular