
Bunga Simpanan Naik, Likuiditas Bank Tak Lagi Ketat?
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
13 July 2018 12:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, keseimbangan likuiditas perbankan baru akan terjadi pada semester II-2018. Sementara saat ini, kebutuhan likuiditas perbankan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kredit.
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Arifianto mengatakan, berdasarkan Data Indikator LPS peningkatan kebutuhan likuiditas bisa terlihat dari posisi operasi pasar terbuka (OPT) konvensional BI yang pada akhir Juni 2018 mencapai Rp 142,01 triliun, turun dari Rp 197,49 triliun pada bulan Mei.
"Penurunan ini diduga terjadi akibat naiknya kebutuhan likuiditas perbankan untuk memenuhi permintaan dana tunai masyarakat yang tinggi menjelang Idul Fitri," ujar dia di Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Posisi OPT menurun seiring berkurangnya penempatan dana pada Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan naiknya posisi repo SBN. Di sisi lain, posisi reverse repo SBN dan deposit facility mengalami kenaikan.
Ke depan, penurunan penempatan pada instrumen OPT diperkirakan berlanjut selain karena efek lanjutan periode libur Lebaran, juga disebabkan adanya kebutuhan likuiditas untuk penyaluran kredit yang meningkat. Dalam hal ini, BI akan terus melakukan operasi moneter secara terukur di pasar rupiah dan valas untuk memastikan ketersediaan likuditas.
Lebih lanjut, keseimbangan likuiditas atau terpenuhinya kebutuhan likuiditas perbankan baru akan terjadi pada semester II-2018. "Potensi kenaikan tingkat bunga acuan yang cukup terbuka akan mempengaruhi keseimbangan kondisi likuiditas perbankan di semester II 2018," terang dia.
Terkait bunga acuan tersebut, menurut Doddy cukup terbuka. Pasalnya, dia beranggapan, BI telah meninggalkan bias kebijakan moneter longgar, sehingga kenaikan policy rate lanjutan sangat terbuka meskipun laju inflasi relatif rendah.
(roy) Next Article Likuiditas Kering Kerontang, Apa Kabar Ekonomi Indonesia?
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Arifianto mengatakan, berdasarkan Data Indikator LPS peningkatan kebutuhan likuiditas bisa terlihat dari posisi operasi pasar terbuka (OPT) konvensional BI yang pada akhir Juni 2018 mencapai Rp 142,01 triliun, turun dari Rp 197,49 triliun pada bulan Mei.
Ke depan, penurunan penempatan pada instrumen OPT diperkirakan berlanjut selain karena efek lanjutan periode libur Lebaran, juga disebabkan adanya kebutuhan likuiditas untuk penyaluran kredit yang meningkat. Dalam hal ini, BI akan terus melakukan operasi moneter secara terukur di pasar rupiah dan valas untuk memastikan ketersediaan likuditas.
Lebih lanjut, keseimbangan likuiditas atau terpenuhinya kebutuhan likuiditas perbankan baru akan terjadi pada semester II-2018. "Potensi kenaikan tingkat bunga acuan yang cukup terbuka akan mempengaruhi keseimbangan kondisi likuiditas perbankan di semester II 2018," terang dia.
Terkait bunga acuan tersebut, menurut Doddy cukup terbuka. Pasalnya, dia beranggapan, BI telah meninggalkan bias kebijakan moneter longgar, sehingga kenaikan policy rate lanjutan sangat terbuka meskipun laju inflasi relatif rendah.
(roy) Next Article Likuiditas Kering Kerontang, Apa Kabar Ekonomi Indonesia?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular