
Semarak Sentimen Positif, Saham BBTN melesat 10,45%
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
13 July 2018 11:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melesat karena didorong oleh berbagai sentimen positif antara lain rencana revisi aturan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit pemilikan rumah (KPR) dan relaksasi loan to value.
Hingga Pukul 11.00 WIB, harga saham BBTN menyentuh Rp 2.430/saham, naik 10,45% dibandingkan hari sebelumnya. Saham BBTN diperdagangan dalam kisaran Rp 2.220 - Rp 2.470. Transaksi saham BBTN mencapai Rp 167,78 miliar, sementara investor asing melakukan aksi borong Rp 33,57 miliar
Sebelumnya, OJK berencana merevisi aturan a (ATMR) kredit pemilikan rumah (KPR) setelah sebelumnya Bank Indonesia (BI) melonggarkan loan-to-value (LTV). Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta saat berada dalam forum diskusi Mortgage, Kamis (13/7/18).
Menurutnya, revisi tersebut merupakan salah satu upaya dalam menggenjor pertumbuhan sektor properti di Indonesia. "OJK akan merevisi ketentuan ATMR OJK," ujar Filianingsih.
"Mengenai penyelarasan kebijakan antara mikroprudensial dan makroprudensial, BI serta OJK telah secara rutin melakukan koordinasi dengan erat, baik dalam level teknis maupun high level."
Namun, secara rinci pihaknya tidak membeberkan rencana revisi ATMR Tersebut mengingat kebijakan tersebut berada di bawah kuasa OJK.
Sebelumnya Direktur Utama BTN Maryono mengatakan perseroan sedang menggenjot perolehan dana murah melalui tabungan, sehingga diharapkan komposisi dana murah bisa berimbang dengan deposito.
Selain menggenjot dana murah, lanjut Maryono, BTN juga diuntungkan dengan relaksasi aturan Loan to Value (LTV) atau aturan uang muka KPR yang diterbitkan BI. Dengan aturan tersebut diharapkan makin banyak masyarakat yang tertarik membeli rumah.
"Jadi tidak ada kekhawatitan bahwa kita akan kesulitan dana dengan kondisi ini dan BTN potensinya luar biasa seiring kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah. Ini yang bisa memberikan percepatan pertumbuhan perseroan di sektor pembiayaan perumahan," terangnya.
Maryono mengatakan perseroan sampai saat ini tetap pada target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni tumbuh di atas 20 persen. Target ini akan dapat terwujud seiring dengan peran BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester dua tahun ini.
"Skema FLPP sangat berbeda sekarang 75 persen dicover pemerintah dan 25 persen sisanya disediakan oleh SMF (PT Sarana Multi Finance). Jadi BTN sangat diuntungkan karena tidak perlu mencari dana mahal lagi," kata Maryono,
(dob/hps) Next Article Analis: Cermati Gerak Saham BBTN Pekan Ini
Hingga Pukul 11.00 WIB, harga saham BBTN menyentuh Rp 2.430/saham, naik 10,45% dibandingkan hari sebelumnya. Saham BBTN diperdagangan dalam kisaran Rp 2.220 - Rp 2.470. Transaksi saham BBTN mencapai Rp 167,78 miliar, sementara investor asing melakukan aksi borong Rp 33,57 miliar
"Mengenai penyelarasan kebijakan antara mikroprudensial dan makroprudensial, BI serta OJK telah secara rutin melakukan koordinasi dengan erat, baik dalam level teknis maupun high level."
Namun, secara rinci pihaknya tidak membeberkan rencana revisi ATMR Tersebut mengingat kebijakan tersebut berada di bawah kuasa OJK.
Sebelumnya Direktur Utama BTN Maryono mengatakan perseroan sedang menggenjot perolehan dana murah melalui tabungan, sehingga diharapkan komposisi dana murah bisa berimbang dengan deposito.
Selain menggenjot dana murah, lanjut Maryono, BTN juga diuntungkan dengan relaksasi aturan Loan to Value (LTV) atau aturan uang muka KPR yang diterbitkan BI. Dengan aturan tersebut diharapkan makin banyak masyarakat yang tertarik membeli rumah.
"Jadi tidak ada kekhawatitan bahwa kita akan kesulitan dana dengan kondisi ini dan BTN potensinya luar biasa seiring kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah. Ini yang bisa memberikan percepatan pertumbuhan perseroan di sektor pembiayaan perumahan," terangnya.
Maryono mengatakan perseroan sampai saat ini tetap pada target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni tumbuh di atas 20 persen. Target ini akan dapat terwujud seiring dengan peran BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester dua tahun ini.
"Skema FLPP sangat berbeda sekarang 75 persen dicover pemerintah dan 25 persen sisanya disediakan oleh SMF (PT Sarana Multi Finance). Jadi BTN sangat diuntungkan karena tidak perlu mencari dana mahal lagi," kata Maryono,
(dob/hps) Next Article Analis: Cermati Gerak Saham BBTN Pekan Ini
Most Popular