Piala Dunia 2018
Akankah Generasi Emas Belgia Senasib dengan Portugal?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 July 2018 09:46

Apa yang dialami Belgia mengingatkan kita pada Generasi Emas milik Portugal di era 1990-an sampai awal 2000-an. Kala itu, Portugal diperkuat nama-nama beken seperti Vitor Baia, Fernando Couto, Joao Pinto, Rui Costa, sampai Luis Figo.
Sebutan Generasi Emas muncul kala Figo cs menjadi juara dunia usia muda (FIFA Youth Championship) pada 1989 dan 1991. Mereka pun direkrut klub-klub besar dan menjadi pemain kunci.
Baia dan Couto pernah bersama di Barcelona. Rui Costa menjadi andalan Fiorentina bersama Gabriel Batistuta. Sementara Figo sempat menjadi kapten Barcelona sebelum ‘berkhianat’ ke Real Madrid dengan status pemain termahal dunia.
Namun di level internasional, bisa dibilang Generasi Emas Portugal ini kurang trengginas. Di Piala Dunia, Portugal tidak lolos ke Italia 1990, USA 1994, dan Prancis 1998.
Di Piala Eropa prestasi mereka agak mendingan. Meski tidak lolos ke Swedia 1992, Portugal mampu mencapai perempatfinal di Inggris 1996. Kemudian di Belanda-Belgia bisa lolos ke semifinal, dan jadi finalis di negeri sendiri pada 2004.
Namun ya itu tadi. Tidak pernah juara. Generasi Emas Seleccao das Quinas pun layu sebelum berkembang.
Portugal baru bisa menjadi juara di tunamen besar saat Piala Eropa 2016. Namun label mereka bukan lagi Generasi Emas, melainkan Cristiano Ronaldo dan rekan.
Oleh karena itu, tim nasional Belgia menanggung harapan besar publik rakyat di negaranya sendiri dan penggemar sepakbola di seluruh dunia. Jika mereka terbeban oleh sejarah Generasi Emas Portugal, bisa-bisa Belgia pun bernasib sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Sebutan Generasi Emas muncul kala Figo cs menjadi juara dunia usia muda (FIFA Youth Championship) pada 1989 dan 1991. Mereka pun direkrut klub-klub besar dan menjadi pemain kunci.
Baia dan Couto pernah bersama di Barcelona. Rui Costa menjadi andalan Fiorentina bersama Gabriel Batistuta. Sementara Figo sempat menjadi kapten Barcelona sebelum ‘berkhianat’ ke Real Madrid dengan status pemain termahal dunia.
Di Piala Eropa prestasi mereka agak mendingan. Meski tidak lolos ke Swedia 1992, Portugal mampu mencapai perempatfinal di Inggris 1996. Kemudian di Belanda-Belgia bisa lolos ke semifinal, dan jadi finalis di negeri sendiri pada 2004.
Namun ya itu tadi. Tidak pernah juara. Generasi Emas Seleccao das Quinas pun layu sebelum berkembang.
Portugal baru bisa menjadi juara di tunamen besar saat Piala Eropa 2016. Namun label mereka bukan lagi Generasi Emas, melainkan Cristiano Ronaldo dan rekan.
Oleh karena itu, tim nasional Belgia menanggung harapan besar publik rakyat di negaranya sendiri dan penggemar sepakbola di seluruh dunia. Jika mereka terbeban oleh sejarah Generasi Emas Portugal, bisa-bisa Belgia pun bernasib sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular