
Likuiditas Mengetat, PUAB Jadi Alternatif Sumber Dana Bank
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
09 July 2018 16:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengelolaan likuiditas menjadi salah satu masalah yang dihadapi perbankan setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan. Salah satu alternatif yang akan dimanfaatkan perbankan adalah pasar uang antar bank.
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Arifianto mengatakan bank akan merespon kenaikan suku bunga acuan dengan penyesuaian bunga simpanan dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Sedangkan suku bunga kredit akan naik dalam enam hingga sembilan bulan.
Dalam periode penyesuaian tersebut, selain menghimpun dana dari dana pihak ketiga (DPK), bank tetap akan menerbitkan obligasi. Kendati memang, suku bunganya mulai naik akibat dari kenaikan bunga acuan BI. "Bank juga memanfaatkan pasar uang antar bank (PUAB) sebagai alternatif dari DPK," ujar Doddy, Senin (9/7/2018).
Doddy menambahkan saat ini kondisi likuiditas memang mengetat salah satu penyebabnya kebijakan moneter ketat yang ditetapkan BI.
BI memberlakukan kebijakan moneter ketat dengan berupa kenaikan suku bunga acuan untuk mengakomodir nilai tukar rupiah yang terus melemah. Akibat dari kebijakan moneter ketat ini, BI menyerap likuiditas dari sistem perbankan.
"Penyerapan likuiditas ini dilakukan dengan menawarkan surat berharga Indonesia (SBI) yang akhirnya dibeli oleh bank," tambahnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Per Juni 2018, likuiditas perbankan yang diserap BI melalui operasi moneter mencapai Rp 306,22 triliun. Angka ini turun terus setiap bulannya. Pada awal Januari 2018, total dana perbankan yang diparkir di BI mencapai Rp 556,75 triliun.
(roy/roy) Next Article Likuiditas Kering Kerontang, Apa Kabar Ekonomi Indonesia?
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Arifianto mengatakan bank akan merespon kenaikan suku bunga acuan dengan penyesuaian bunga simpanan dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Sedangkan suku bunga kredit akan naik dalam enam hingga sembilan bulan.
BI memberlakukan kebijakan moneter ketat dengan berupa kenaikan suku bunga acuan untuk mengakomodir nilai tukar rupiah yang terus melemah. Akibat dari kebijakan moneter ketat ini, BI menyerap likuiditas dari sistem perbankan.
"Penyerapan likuiditas ini dilakukan dengan menawarkan surat berharga Indonesia (SBI) yang akhirnya dibeli oleh bank," tambahnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Per Juni 2018, likuiditas perbankan yang diserap BI melalui operasi moneter mencapai Rp 306,22 triliun. Angka ini turun terus setiap bulannya. Pada awal Januari 2018, total dana perbankan yang diparkir di BI mencapai Rp 556,75 triliun.
(roy/roy) Next Article Likuiditas Kering Kerontang, Apa Kabar Ekonomi Indonesia?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular