
Intervensi China Berlanjut, Rupiah Melemah Lagi Terhadap Yuan
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
05 July 2018 11:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali bergerak melemah terhadap yuan pada pagi ini, setelah bank sentral China kembali mengintervensi kurs tengah yuan.
Pada Kamis (5/7/2018), pukul 10.25 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.170,51 Rupiah melemah 0,39% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pelemahan ini mendorong harga jual yuan tetap bertahan di atas Rp 2.200. Berikut data perdagangan di beberapa bank nasional hingga pukul 10:25 WIB:
Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) kembali mengintervensi kurs tengah yuan. Pada hari ini kurs tengah ditetapkan pada CNY 6,6180, menguat 0,62% dibandingkan hari sebelumnya. Akibatnya, nilai tukar yuan menguat terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah.
Sentimen lain yang ikut mempengaruhi yuan adalah rilis data terbaru perkembangan industri jasa. Per Juni 2018, indeks sektor jasa di Negeri Tirai Bambu tercatat sebesar 53,9, naik 1 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Prospek industri jasa di negara tersebut memang sedang cerah. Sektor perbankan menjadi motor utama pendorong kenaikan seiring dengan rencana PBoC melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan sebesar 50 basis poin, untuk membantu peningkatan penyaluran kredit.
Bank pun memiliki ketersediaan untuk ekspansi bisnis sehingga mampu meningkatkan jasa pelayanan. Dampaknya, indeks sektor jasa pun meningkat dan memberi sentimen positif di pasar. Hal ini juga berdampak pada penguatan yuan terhadap mata uang global terutama rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Faktor Cadangan Devisa, Yuan Unggul Lawan Rupiah
Pada Kamis (5/7/2018), pukul 10.25 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.170,51 Rupiah melemah 0,39% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.072,00 | Rp 2.223,00 |
Bank BRI | Rp 2.092,94 | Rp 2.243,85 |
Bank BCA | Rp 2.096,00 | Rp 2.226,00 |
Sentimen lain yang ikut mempengaruhi yuan adalah rilis data terbaru perkembangan industri jasa. Per Juni 2018, indeks sektor jasa di Negeri Tirai Bambu tercatat sebesar 53,9, naik 1 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Bank pun memiliki ketersediaan untuk ekspansi bisnis sehingga mampu meningkatkan jasa pelayanan. Dampaknya, indeks sektor jasa pun meningkat dan memberi sentimen positif di pasar. Hal ini juga berdampak pada penguatan yuan terhadap mata uang global terutama rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Faktor Cadangan Devisa, Yuan Unggul Lawan Rupiah
Most Popular