
Kredit di China Tumbuh, Rupiah Melemah 0,26% Lawan Yuan
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
16 July 2018 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah terhadap yuan pada siang ini. Tren pelemahan ini menghentikan pergerakan rupiah yang cenderung menguat sejak akhir minggu lalu.
Pada Senin (13/7/2018) pukul 11:13 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.153,31 melemah 0,26% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu sebelumnya.
Pelemahan tersebut menyebabkan harga jual yuan kembali di atas Rp 2.200. Berikut data perdagangan di beberapa bank nasional hingga pukul 10:50 WIB:
Sentimen penguatan yuan datang dari rilis data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II-2018. Data China menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) kuartal II tumbuh 6,7% secara tahunan (year-on-year/YoY), atau lebih rendah dari kuartal I sebesar 6,8%.
Meski lebih rendah, pertumbuhan PDB secara triwulanan (quarter-to-quarter/QoQ) tumbuh 1,8%, lebih tinggi dari periode kuartal I yang hanya tumbuh 1,4%. Kenaikan ini ditunjang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai CNY1,8 triliun atau tertinggi sejak awal tahun.
Pertumbuhan kredit yang membaik salah satunya ditunjang dengan membaiknya penjualan ritel di Negeri Tiongkok. Data per Juni 2018, tingkat penjualan ritel tumbuh 9% (YoY) atau meningkat 0,5% poin dari periode sebelumnya.
Di tengah menguatnya tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, ekonomi Negeri Panda masih berkembang sehingga membawa sentimen positif bagi yuan. Dus, terhentilah tren penguatan rupiah terhadapnya yang terbentuk sejak pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/wed) Next Article Manufaktur di China Berkembang, Rupiah Lesu Di Hadapan Yuan
Pada Senin (13/7/2018) pukul 11:13 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.153,31 melemah 0,26% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu sebelumnya.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.053,00 | Rp 2.207,00 |
Bank BRI | Rp 2.080,91 | Rp 2.230,76 |
Bank BCA | Rp 2.082,00 | Rp 2.212,00 |
Meski lebih rendah, pertumbuhan PDB secara triwulanan (quarter-to-quarter/QoQ) tumbuh 1,8%, lebih tinggi dari periode kuartal I yang hanya tumbuh 1,4%. Kenaikan ini ditunjang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai CNY1,8 triliun atau tertinggi sejak awal tahun.
Di tengah menguatnya tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, ekonomi Negeri Panda masih berkembang sehingga membawa sentimen positif bagi yuan. Dus, terhentilah tren penguatan rupiah terhadapnya yang terbentuk sejak pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/wed) Next Article Manufaktur di China Berkembang, Rupiah Lesu Di Hadapan Yuan
Most Popular