Permintaan Surat Utang Naik, Sinyal Investor Optimistis

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
03 July 2018 16:52
Yield yang turun berarti harga di pasar dapat bergerak positif.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menerbitkan obligasi seri acuan panjang dengan imbal hasil (yield) lebih rendah dibandingkan tenor pendek dalam lelang rutin hari ini. Imbal hasil (yield) yang turun menunjukkan harga di pasar dapat bergerak positif.

Dalam lelang hari ini, pemerintah menyerap penawaran dari investor atas lima seri obligasi konvensional senilai total Rp 11,32 triliun, di atas target indikatif Rp 10 triliun, tapi di bawah target maksimal penerbitan Rp 15 triliun. Nilai permintaan yang masuk mencapai Rp 21,46 triliun.
 
Penerbitan tersebut menunjukkan konfirmasi permintaan pasar pada seri panjang yang mengindikasikan pandangan investor mulai optimistis terhadap kondisi makroekonomi Indonesia di tengah perhatian investor terhadap makroekonomi yang belum membaik.
 
Lazimnya, yield seri 20 tahun lebih tinggi dibanding yield seri 15 tahun karena risiko yang lebih tinggi seiring dengan tenor surat utang yang lebih panjang.
 
Rilis Ditjen Pengelolaan Pembiayaran dan Risiko Kemenkeu menunjukkan pemerintah melepas seri FR0075 (acuan 20 tahun) pada yield 8,285%.
 
Yield yang ditetapkan pemerintah dalam lelang, lumrah digunakan pelaku pasar sebagai acuan dalam perdagangan di pasar sekunder selanjutnya.
 
Posisi itu lebih rendah dibanding yield FR0065 (acuan 15 tahun) 8,289% yang dilepas dalam lelang yang sama.
 
Tadi pagi, sempat terjadi pembelian terhadap seri acuan 20 tahun sehingga yield-nya di pasar tertekan.
 
Aksi beli pada seri tersebut membuat harganya naik sekaligus menekan yield-nya di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai hasil itu sebagai sebuah hal positif di tengah dinamika pasar saat ini. "Apalagi mempertimbangkan situasi yang sekarang sedang terjadi, di mana sentimen terhadap mata uang regional, terutama Republik Rakyat Tiongkok masih berlanjut," tutur dia di Gedung DPR, Selasa (3/7/2018).

Meski demikian, dia mengaku pemerintah akan terus mewaspadai kondisi keuangan global saat ini. Dia menyebut akan melakukan pengelolaan atas APBN secara berhati-hati hingga tutup tahun ini.

"Namun untuk sampai hari ini saya rasa pembiayaan bisa terjaga dengan baik," ujarnya.
(hps) Next Article Pasar Obligasi Pemerintah Stagnan, Saat Rupiah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular