Lelang Laku, Pasar Obligasi Menghijau

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
24 October 2018 11:06
Data Revinitif menunjukkan menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat yield.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat di tengah positifnya sentimen pelaku pasar akibat lelang yang ramai kemarin. Data Revinitif menunjukkan menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah seri 5 tahun dan 10 tahun dengan penurunan yield 6 basis poin (bps) dan 4 bps menjadi 8,44% dan 8,61%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Seri acuan 15 tahun juga menguat dengan penurunan yield lebih tipis yaitu 0,8 bps menjadi 8,86%. Di sisi lain, seri panjang yaitu seri acuan 20 tahun masih mengalami pelemahan dengan kenaikan yield 0,8 bps menjadi 9,04%.

Yield Obligasi Negara Acuan 24 Oct 2018
SeriBenchmarkYield 23 Okt 2018 (%) Yield 24 Oct 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR0063 5 tahun8.5068.444-6.20
FR0064 10 tahun8.6638.617-4.60
FR0065 15 tahun8.8748.866-0.80
FR0075 20 tahun9.0369.0440.80
Avg movement-2.70
Sumber: Revinitif 

Penguatan terjadi setelah lelang kemarin yang ramai menunjukkan bahwa minat investor pada pasar SBN masih cukup besar. Lelang kemarin berhasil mengumpulkan minat peserta sebesar Rp 47 triliun, di atas rerata sejak awal tahun Rp 41 triliun.  

Karena ramainya minat, nilai penerbitan dalam lelang tersebut juga berada pada target maksimal Rp 20 triliun. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 546 bps, menyempit dari posisi kemarin 548 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 3,15% karena adanya ketegangan . 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 850,56 triliun SBN, atau 37,04% dari total beredar Rp 2.296 triiliun.  

Angka kepemilikannya masih negatif Rp 290 miliar dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, tetapi persentasenya sudah naik dari posisi akhir September 36,89%. Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas.   

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,06% menjadi 5.801 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,01% menjadi Rp 15.987 di hadapan tiap dolar AS. Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang naik tipis 0,02% menjadi 95,984. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pasar Obligasi Pemerintah Stagnan, Saat Rupiah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular