
Data Pengangguran AS Tekan Pasar Obligasi Negara
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
10 August 2018 19:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah terkoreksi tipis pada perdagangan hari ini akibat pelemahan rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Reuters menunjukkan harga surat berharga negara (SBN), yang tercermin dari empat seri acuan menguat di pasar sekunder sekaligus menekan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. Empat seri yang dimaksud adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Koreksi terbesar dialami seri acuan 10 tahun dan 20 tahun, yang ditunjukkan dengan naiknya yield masing-masing sebesar 5 basis poin (bps) dan 4 bps menjadi 7,67% dab 8,1%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Dua seri lain mengalami koreksi yang lebih tipis, yang tercermin dari turunnya yield pada seri 5 tahun dan 15 tahun masing-masing 1 bps dan 0,9 bps menjadi 7,53% dan 8%.
Koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah di penghujung pekan ini ternyata terjadi juga di pasar mata uang, di mana mata uang garuda terkoreksi signifikan 65 poin (0,45%) menjadi Rp 14.470 di hadapan greenback.
Koreksi di dua pasar itu mencerminkan sentimen negatif investor dalam menyikapi keluarnya data pengangguran AS yang membaik. Perbaikan ekonomi di AS umumnya memicu investor global untuk menjual portofolionya di instrumen lebih berisiko di negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Di pasar ekuitas, hari ini masih diwarnai sentimen positif dan memicu aksi beli sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 11 poin (0,2%) menjadi 6.077.
Sumber: Reuters
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Pasar Obligasi Pemerintah Stagnan, Saat Rupiah Menguat
Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. Empat seri yang dimaksud adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Koreksi terbesar dialami seri acuan 10 tahun dan 20 tahun, yang ditunjukkan dengan naiknya yield masing-masing sebesar 5 basis poin (bps) dan 4 bps menjadi 7,67% dab 8,1%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah di penghujung pekan ini ternyata terjadi juga di pasar mata uang, di mana mata uang garuda terkoreksi signifikan 65 poin (0,45%) menjadi Rp 14.470 di hadapan greenback.
Koreksi di dua pasar itu mencerminkan sentimen negatif investor dalam menyikapi keluarnya data pengangguran AS yang membaik. Perbaikan ekonomi di AS umumnya memicu investor global untuk menjual portofolionya di instrumen lebih berisiko di negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Di pasar ekuitas, hari ini masih diwarnai sentimen positif dan memicu aksi beli sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 11 poin (0,2%) menjadi 6.077.
Yield Obligasi Negara Acuan 10 Aug 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 9 Aug 2018 (%) | Yield 10 Aug 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 7.518 | 7.535 | 1.70 |
FR0064 | 10 tahun | 7.625 | 7.676 | 5.10 |
FR0065 | 15 tahun | 7.995 | 8.004 | 0.90 |
FR0075 | 20 tahun | 8.065 | 8.108 | 4.30 |
Sumber: Reuters
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Pasar Obligasi Pemerintah Stagnan, Saat Rupiah Menguat
Most Popular