Dolar AS Sentuh Rp 14.450, IHSG Anjlok 1,45%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 July 2018 12:48
Hingga akhir sesi 1, IHSG tercatat melemah 1,45% ke level 5.663,64.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka melemah 0,15%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus meluncur turun. Hingga akhir sesi 1, IHSG tercatat melemah 1,45% ke level 5.663,64.

Nilai transaksi tercatat sebesar 4,1 triliun dengan volume sebanyak 4,5 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 220.661 kali.

Ada dua hal yang menjadi penyebab utama rontoknya IHSG sampai dengan siang hari ini. Pertama, risiko perang dagang yang kian kental terasa. Pemerintahan AS kini berupaya untuk memblokir China Mobile dalam menawarkan jasa telekomunikasi bagi AS. Sebagai catatan, China Mobile merupakan perusahaan penyedia jasa telekomunikasi terbesar di dunia yang dimiliki oleh pemerintah China.

Pemerintah AS menggunakan alasan keamanan nasional sebagai dasar dari pemblokiran tersebut. Dalam pernyataan resmi di websitenya, National Telecommunications and Information Administration (NTIA) mengharapkan Federal Communications Commission (FCC) menolak permintaan China Mobile untuk menawarkan jasa telekomunikasi antara AS dengan negara-negara lainnya.

"Pasca diskusi yang signifikan dengan China Mobile, kekhawatiran mengenai meningkatnya risiko bagi penegakan hukum dan keamanan nasional tidak dapat diselesaikan," tulis NTIA dalam websitenya mengutip David Redl, Asisten Menteri Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Perdagangan AS.

Aksi terbaru oleh pemerintahan AS ini tentu memperparah dengan China di bidang perdagangan.

Pada tanggal 6 Juli mendatang bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk asal China akan mulai diberlakukan oleh AS. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS dengan nilai yang sama dan juga akan mulai berlaku pada 6 Juli.

Kedua, pelemahan rupiah. Sampai dengan akhir perdagangan sesi 1, rupiah melemah 0,52% di pasar spot ke level Rp 14.450/dolar AS. Kenaikan suku bunga acuan sebesar 50bps yang diumumkan Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat (29/6/2018) masih belum juga ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar.

Akibat pelemahan nilai tukar, saham-saham emiten perbankan dilepas oleh investor; sektor jasa keuangan melemah 0,97%, menjadikannya kontributor terbesar kedua bagi pelemahan IHSG.

Saham-saham emiten perbankan yang dilepas investor diantaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,3%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-2,13%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-1,75%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,58%), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk/BNGA (-0,53%),

Ketika rupiah melemah, sektor perbankan memang menjadi sangat rentan, seiring dengan naiknya risiko gagal bayar oleh kreditur yang akan berujung pada kenaikan rasio kredit bermasalah/non-performing loan (NPL).

Masih teringat di pikiran kita bagaimana profitabilitas dari emiten-emiten bank BUKU IV terhantam pada tahun 2015 silam, ketika rupiah terdepresiasi hingga melebihi level Rp 14.600/dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy) Next Article Surplus Dagang dengan AS Anjlok, China Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular