
Analisis Teknikal
Awan Hitam Sepertinya Masih Menggelayuti IHSG
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 July 2018 08:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menguat pada perdagangan Sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Hari ini, IHSG berpeluang untuk melanjutkan perjalanan di zona merah.
Depresiasi rupiah menjadi salah satu penyebab pelemahan IHSG sebesar 0,91% kemarin. Pelemahan rupiah juga mendorong investor asing untuk keluar. Kemarin, nilai jual bersih investor asing tercatat Rp 193,67 miliar.
Berikut proyeksi pergerakan IHSG hari ini:
Secara teknikal, IHSG kemarin ditutup dengan membentuk pola awan hitam (dark cloud cover) yang merupakan pola pembalikan arah (reversal) dari tren naik menjadi turun. Meskipun koreksi tersebut tergolong dalam skala menengah atau sedang.
Dilihat dari indikatornya, IHSG hari ini masih bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Berdasarkan indikator moving average IHSG masih berada pada garis rerata bergerak selama lima harinya (MA 5) meskipun sempat menembus garis rerata bergerak selama 10 hari (MA 10) yang berujung gagal.
Berdasarkan indikator stochastic slow, IHSG belum kembali ke area jenuh jual (oversold). Ditambah dengan indikator rerata pergerakan konvergensi dan divergensi (Moving Average Convergence and Divergence/MACD) yang masih memberikan sinyal dead cross.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Depresiasi rupiah menjadi salah satu penyebab pelemahan IHSG sebesar 0,91% kemarin. Pelemahan rupiah juga mendorong investor asing untuk keluar. Kemarin, nilai jual bersih investor asing tercatat Rp 193,67 miliar.
Berikut proyeksi pergerakan IHSG hari ini:
![]() |
Secara teknikal, IHSG kemarin ditutup dengan membentuk pola awan hitam (dark cloud cover) yang merupakan pola pembalikan arah (reversal) dari tren naik menjadi turun. Meskipun koreksi tersebut tergolong dalam skala menengah atau sedang.
Dilihat dari indikatornya, IHSG hari ini masih bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Berdasarkan indikator moving average IHSG masih berada pada garis rerata bergerak selama lima harinya (MA 5) meskipun sempat menembus garis rerata bergerak selama 10 hari (MA 10) yang berujung gagal.
Berdasarkan indikator stochastic slow, IHSG belum kembali ke area jenuh jual (oversold). Ditambah dengan indikator rerata pergerakan konvergensi dan divergensi (Moving Average Convergence and Divergence/MACD) yang masih memberikan sinyal dead cross.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular