Inflasi Inti Masih Rendah, Daya Beli Belum Pulih?

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
03 July 2018 08:17
Makna perlambatan inflasi inti
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara
Seperti diketahui, inflasi inti adalah salah satu komponen pembentuk inflasi yang cenderung persisten (menetap, sulit bergerak atau naik-turun). Pergerakan inflasi inti lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sifatnya fundamental (bukan musiman) seperti pasokan dan permintaan, nilai tukar, ekspektasi kenaikan harga, dan sebagainya.

Ketika inflasi pangan (volatile food) melambat, maka pemerintah patut berbangga karena berhasil mengendalikan gejolak harga kebutuhan pokok. Namun, bila laju inflasi inti yang melambat, maka sebaiknya perlu waspada.

Melambatnya inflasi inti bisa menjadi pertanda perekonomian tidak bergerak normal. Konsumen biasanya menahan pembelian, sehingga produsen kemudian bereaksi dengan menurunkan harga. Ada masalah di pasokan dan permintaan (supply-demand), ada yang terhambat sehingga rodanya tidak berjalan mulus.

Pemerintah berkali-kali menegaskan tidak ada penurunan daya beli. Dalam data Produk Domestik Bruto (PDB), konsumsi rumah tangga tetap tumbuh positif.

Namun, perlu dicatat bahwa konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,95% pada kuartal I-2018. Hampir tidak bergerak dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yaitu 4,94%. Sejak kuartal IV-2016, konsumsi rumah tangga belum mampu tumbuh di atas 5%.

Inflasi Inti Masih Rendah, Daya Beli Belum Pulih?Foto: Tim Riset CNBC Indonesia/ Raditya Hanung
(prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular