
Internasional
Harga Energi Naik, Inflasi AS di Oktober Cetak Rekor
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 November 2018 12:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) melonjak di Oktober karena harga bensin dan listrik melesat naik seiring dengan biaya tempat tinggal dan perawatan medis, menurut data pemerintah, Rabu (14/11/18).
Kenaikan harga konsumen secara keseluruhan ini adalah yang tertinggi dalam sembilan bulan, tetapi satu indikator yang dipantau pasar menunjukkan tekanan harga yang mendasar tetap jinak.
Biaya untuk mobil dan truk bekas juga melonjak bulan lalu dan membalikkan penurunan yang terjadi di September. Namun, harga mobil baru juga turun dalam dua bulan berturut-turut, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja, dilansir dari AFP.
Indeks Harga Konsumen naik 0,3% pada Oktober, sesuai ekspektasi analis dan membukukan kenaikan terbesar sejak Januari.
Indeks bensin melonjak tiga% dibandingkan September dan harga listrik naik 1,7%, mengimbangi penurunan harga untuk makanan dan gas alam.
Dibandingkan Oktober tahun lalu, inflasi naik 2,5%, dibandingkan 2,3% yang tercatat pada September.
Namun ketika harga pangan dan bahan bakar yang bergejolak dihapuskan, inflasi inti naik lebih lambat, yaitu 0,2% dibandingkan September, juga sesuai dengan ekspektasi analis.
Dan selama 12 bulan terakhir, inflasi inti melambat menjadi 2,1%, turun sepersepuluh dari pembacaan bulan September.
(prm) Next Article Kali Pertama Sejak 40 Bulan, Inflasi Malaysia di Bawah 1%
Kenaikan harga konsumen secara keseluruhan ini adalah yang tertinggi dalam sembilan bulan, tetapi satu indikator yang dipantau pasar menunjukkan tekanan harga yang mendasar tetap jinak.
Biaya untuk mobil dan truk bekas juga melonjak bulan lalu dan membalikkan penurunan yang terjadi di September. Namun, harga mobil baru juga turun dalam dua bulan berturut-turut, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja, dilansir dari AFP.
Indeks bensin melonjak tiga% dibandingkan September dan harga listrik naik 1,7%, mengimbangi penurunan harga untuk makanan dan gas alam.
Dibandingkan Oktober tahun lalu, inflasi naik 2,5%, dibandingkan 2,3% yang tercatat pada September.
Namun ketika harga pangan dan bahan bakar yang bergejolak dihapuskan, inflasi inti naik lebih lambat, yaitu 0,2% dibandingkan September, juga sesuai dengan ekspektasi analis.
Dan selama 12 bulan terakhir, inflasi inti melambat menjadi 2,1%, turun sepersepuluh dari pembacaan bulan September.
(prm) Next Article Kali Pertama Sejak 40 Bulan, Inflasi Malaysia di Bawah 1%
Most Popular