Dolar AS Tembus Rp 14.400, IMA: Usaha Tambang Masih Aman
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
29 June 2018 10:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan Rupiah yang terjadi saat ini dinilai belum menjadi masalah signifikan terhadap kinerja bisnis pertambangan.
Ketua Umum Asosiasi Tambang Indonesia (IMA) Ido Hutabarat menjelaskan, hal itu disebabkan transaksi yang dilakukan perusahaan tambang mayoritas dalam mata uang dolar AS.
"Ekspor kami itu kan dalam dolar, kami jualan dalam dolar, sehingga nantinya ada hedging otomatis. Jadi ya sebenarnya tidak terlalu berpengaruh," ujar Ido kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (29/6/2018).
Lebih lanjut, Ido mengakui, memang akan memberikan pengaruh terhadap biaya dalam negeri yang ditransaksikan dalam Rupiah, yang tentunya nanti memiliki kemungkinan berdampak terhadap pendapatan perusahaan. Namun, selama kinerja ekspor masih bagus, maka hal tersebut tidak jadi masalah.
"Mungkin bisa ada overhead cost, tapi selama ekspor bagus ya tidak masalah. Sementara ini, kinerja perusahaan tambang masih aman," tandasnya.
(roy) Next Article Awal Sesi I, Saham-saham Tambang Tancap Gas
Ketua Umum Asosiasi Tambang Indonesia (IMA) Ido Hutabarat menjelaskan, hal itu disebabkan transaksi yang dilakukan perusahaan tambang mayoritas dalam mata uang dolar AS.
"Mungkin bisa ada overhead cost, tapi selama ekspor bagus ya tidak masalah. Sementara ini, kinerja perusahaan tambang masih aman," tandasnya.
(roy) Next Article Awal Sesi I, Saham-saham Tambang Tancap Gas
Most Popular