
Akhir Sesi I, Sektor Barang Konsumsi Selamatkan IHSG
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 June 2018 12:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,17% sampai dengan akhir sesi 1 ke level 5.868,86. Penguatan IHSG terjadi kala bursa utama kawasan Asia ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,11%, indeks Shanghai turun 0,82%, indeks Hang Seng turun 0,22%, indeks Strait Times turun 0,14%, dan indeks Kospi turun 0,45%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,45 triliun dengan volume sebanyak 4,66 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 228.227 kali.
Pasca dibuka melemah 0,29%, IHSG terus bergerak turun sampai titik terendahnya di level 5.820,75 (-0,65% dibandingkan penutupan kemarin, 25/6/2018). Namun, IHSG berhasil bangkit, ditopang oleh sektor barang konsumsi. Sampai dengan siang hari ini, sektor barang konsumsi menguat 1,22%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG.
Saham-saham emiten barang konsumsi yang membukukan penguatan diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+3,92%), PT Mayora Indah Tbk/MYOR (+3,45%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+0,63%), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+0,29%).
Aksi beli atas saham-saham emiten barang konsumsi masih ditopang oleh solidnya pertumbuhan impor barang konsumsi. Sepanjang bulan lalu, impor barang konsumsi tercatat sebesar US$ 1,73 miliar, melonjak hingga 14,88% dibandingkan posisi April yang sebesar US$ 1,5 miliar.
Pertumbuhan pada pos barang konsumsi jauh mengungguli 2 pos lainnya yakni bahan baku dan barang modal yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 9,02% dan 6,63%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), impor barang konsumsi melesat hingga 34%.
Hal ini menjadi indikasi membaiknya konsumsi masyarakat Indonesia, walaupun konfirmasi lebih lanjut sejatinya masih diperlukan, lantaran pada bulan Mei ada one-time event yakni bulan puasa.
Dari sisi eksternal, sentimen bisa dibilang tak mendukung bagi IHSG. Tekanan dari sisi eksternal berasal dari kabar pembatasan investasi China di bidang teknologi oleh AS. Negeri Paman Sam memang telah lama menuduh China sebagai pihak yang sering mencuri teknologi dan kekayaan intelektual milik perusahaan-perusahaan asal AS.
Bahkan, belakangan terungkap bahwa yang menjadi target bukan hanya China, namun seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi milik perusahaan-perusahaan AS.
"Pernyataan akan segera keluar dan itu (pelarangan investasi) tidak spesifik kepada China, tetapi kepada semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami," tegas Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin melalui kicauan di Twitter.
Pernyataan Mnuchin ini pun diamini oleh Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders.
"Seperti yang dikatakan Menteri (Mnuchin), sebuah pengumuman akan diberikan yang isinya menargetkan seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi kami," papar Sanders seperti dikutip dari CNBC International.
"Kami mengharapkannya untuk dapat segera terbit. Kami akan terus mengabari anda."
Seiring dengan sentimen eksternal yang tak kondusif, investor asing membukukan jual bersih sebesar Rp 211,1 miliar.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 83,1 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 36,2 miliar), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 20,5 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 18 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 8,8 miliar).
(ank/hps) Next Article Kemarin Jadi Primadona, Saham Barang Konsumsi Kini Melemah
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,45 triliun dengan volume sebanyak 4,66 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 228.227 kali.
Pasca dibuka melemah 0,29%, IHSG terus bergerak turun sampai titik terendahnya di level 5.820,75 (-0,65% dibandingkan penutupan kemarin, 25/6/2018). Namun, IHSG berhasil bangkit, ditopang oleh sektor barang konsumsi. Sampai dengan siang hari ini, sektor barang konsumsi menguat 1,22%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG.
Aksi beli atas saham-saham emiten barang konsumsi masih ditopang oleh solidnya pertumbuhan impor barang konsumsi. Sepanjang bulan lalu, impor barang konsumsi tercatat sebesar US$ 1,73 miliar, melonjak hingga 14,88% dibandingkan posisi April yang sebesar US$ 1,5 miliar.
Pertumbuhan pada pos barang konsumsi jauh mengungguli 2 pos lainnya yakni bahan baku dan barang modal yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 9,02% dan 6,63%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), impor barang konsumsi melesat hingga 34%.
Hal ini menjadi indikasi membaiknya konsumsi masyarakat Indonesia, walaupun konfirmasi lebih lanjut sejatinya masih diperlukan, lantaran pada bulan Mei ada one-time event yakni bulan puasa.
Dari sisi eksternal, sentimen bisa dibilang tak mendukung bagi IHSG. Tekanan dari sisi eksternal berasal dari kabar pembatasan investasi China di bidang teknologi oleh AS. Negeri Paman Sam memang telah lama menuduh China sebagai pihak yang sering mencuri teknologi dan kekayaan intelektual milik perusahaan-perusahaan asal AS.
Bahkan, belakangan terungkap bahwa yang menjadi target bukan hanya China, namun seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi milik perusahaan-perusahaan AS.
"Pernyataan akan segera keluar dan itu (pelarangan investasi) tidak spesifik kepada China, tetapi kepada semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami," tegas Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin melalui kicauan di Twitter.
Pernyataan Mnuchin ini pun diamini oleh Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders.
"Seperti yang dikatakan Menteri (Mnuchin), sebuah pengumuman akan diberikan yang isinya menargetkan seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi kami," papar Sanders seperti dikutip dari CNBC International.
"Kami mengharapkannya untuk dapat segera terbit. Kami akan terus mengabari anda."
Seiring dengan sentimen eksternal yang tak kondusif, investor asing membukukan jual bersih sebesar Rp 211,1 miliar.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 83,1 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 36,2 miliar), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 20,5 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 18 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 8,8 miliar).
(ank/hps) Next Article Kemarin Jadi Primadona, Saham Barang Konsumsi Kini Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular