
Ada Kabar Gagal Bayar Obligasi, Saham TPS Food Anjlok
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
26 June 2018 11:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Tiga Pilar Sejahatera Food Tbk (AISA) atau TPS Food anjlok pada perdagangan hari ini. Dikalangan komunitas investor dan pelaku pasar saham beredar kabar perseroan terancam gagal bayar (default) atas obligasi yang jatuh tempo.
Harga saham TPS Food turun 18,12% ke level Rp 226/saham atau kehilangan Rp 50, dengan volume perdagangan 259,77 juta saham senilai Rp 59,03 miliar dan frekuensi perdagangan 9.421 kali.
Pada awal tahun, TPS Food sudah menyampaikan rencana perpanjangan masa jatuh tempo obligasi dan sukuk Rp 900 miliar, yang diterbitkan perseroan pada 2013.
Berdasarkan laporan keterbukaan di Bursa Efek Indonesia pada waktu itu, TPS Food menjelaskan kini perseroan tengah melakukan komunikasi dengan pemegarng obligasi TPS Food I Tahun 2013 dan Sukuk Ijarah TPS Food I 2013 mengenai rencana tersebut. Perseroan mengatakan mengenai pelunasaan obligasi dan sukuk tersebut akan ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 7 Maret 2018.
Rencana tersebut berimbas pada penurunan peringkat sukuk perseroan oleh Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menjadi idBB+ dari sebelumnya idA-. Untuk itu perseroan telah menjaminkan entitas anak usahanya PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI) guna membayar 40% dari sisa imbalan ijarah.
Pada Mei lalu, Pefindo menetapkan peringkat surat utang CCC untuk obligasi Obligasi I Tahun 2013 sampai dengan 18 Agustus 2018. "Efek utang dengan peringkat CCCid rentan untuk gagal bayar dan bergantung pada kondisi bisnis dan keungan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas efek utang," kata Direktur Utama Pefindo, dalam keterbukaan informasi.
Adapun, sampai kuartal III-2017 total beban jangka pendek perseroan mencapai Rp 3,6 triliun dengan utang lancar atas liabilitas jangka panjang sebesar Rp 980 miliar, termasuk Rp 597,6 miliar utang obligasi dan Rp 299,8 miliar utang sukuk Ijarah. Selain itu, perseroan juga memiliki Rp 2,1 triliun utang jangka pendek ke perbankan.
Perseroan berencana akan melaksanakan rapat umum pemegang saham pada 27 Juli 2018.
(hps/hps) Next Article Kekurangan Bahan Baku, BEEF akan Impor Sapi
Harga saham TPS Food turun 18,12% ke level Rp 226/saham atau kehilangan Rp 50, dengan volume perdagangan 259,77 juta saham senilai Rp 59,03 miliar dan frekuensi perdagangan 9.421 kali.
Pada awal tahun, TPS Food sudah menyampaikan rencana perpanjangan masa jatuh tempo obligasi dan sukuk Rp 900 miliar, yang diterbitkan perseroan pada 2013.
Rencana tersebut berimbas pada penurunan peringkat sukuk perseroan oleh Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menjadi idBB+ dari sebelumnya idA-. Untuk itu perseroan telah menjaminkan entitas anak usahanya PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI) guna membayar 40% dari sisa imbalan ijarah.
Pada Mei lalu, Pefindo menetapkan peringkat surat utang CCC untuk obligasi Obligasi I Tahun 2013 sampai dengan 18 Agustus 2018. "Efek utang dengan peringkat CCCid rentan untuk gagal bayar dan bergantung pada kondisi bisnis dan keungan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas efek utang," kata Direktur Utama Pefindo, dalam keterbukaan informasi.
Adapun, sampai kuartal III-2017 total beban jangka pendek perseroan mencapai Rp 3,6 triliun dengan utang lancar atas liabilitas jangka panjang sebesar Rp 980 miliar, termasuk Rp 597,6 miliar utang obligasi dan Rp 299,8 miliar utang sukuk Ijarah. Selain itu, perseroan juga memiliki Rp 2,1 triliun utang jangka pendek ke perbankan.
Perseroan berencana akan melaksanakan rapat umum pemegang saham pada 27 Juli 2018.
(hps/hps) Next Article Kekurangan Bahan Baku, BEEF akan Impor Sapi
Most Popular