
Kekurangan Bahan Baku, BEEF akan Impor Sapi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 January 2019 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) berencana akan meningkatkan impor sapi dari Australia dua kali lipat menjadi dua ribu ekor per bulan.
Langkah ini dilakukan karena tingkat permintaan dari pedagang daging di pasar-pasar tradisional di wilayah Jabodetabek ,Jawa Barat dan sebagian wilayah Sumatera bagian selatan cukup tinggi.
Direktur Pemasaran Estika Tata Tiara Wiryo Subagyo mengatakan permintaan untuk daging fresh di pasar masih sangat tinggi sehingga perusahaan meningkatkan impor sapi feeder. Sapi ini nantinya akan digemukkan hingga berat tertentu sebelum dijual lagi.
"Permintaan sapi di wilayah Jabodetabek masih cukup tinggi, ditunjang dengan pendapatan perkapita wilayah ini kan juga paling tinggi di Indonesia," kata Wiryo di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/1).
Dia menjelaskan, tahun lalu secara total perusahaan telah memasarkan 12 ribu ekor sapi yang seluruhnya berasal dari impor. Sebagian dipasarkan dalam keadaan bentuk daging segar dan dijual langsung.
Saat ini, perusahaan memiliki peternakan di Subang, Jawa Barat seluas 20 hektar dan kandang berkapasitas delapan ribu ekor.
Hingga pertengahan tahun lalu, penjualan sapi ini berkontribusi sampai dengan 36,96% ke pendapatan perusahaan, yakni mencapai Rp 165,61 miliar dari total pendapatan perusahaan hingga akhir Juni 2018 yang sebesar Rp 448,06 miliar.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Langkah ini dilakukan karena tingkat permintaan dari pedagang daging di pasar-pasar tradisional di wilayah Jabodetabek ,Jawa Barat dan sebagian wilayah Sumatera bagian selatan cukup tinggi.
Direktur Pemasaran Estika Tata Tiara Wiryo Subagyo mengatakan permintaan untuk daging fresh di pasar masih sangat tinggi sehingga perusahaan meningkatkan impor sapi feeder. Sapi ini nantinya akan digemukkan hingga berat tertentu sebelum dijual lagi.
"Permintaan sapi di wilayah Jabodetabek masih cukup tinggi, ditunjang dengan pendapatan perkapita wilayah ini kan juga paling tinggi di Indonesia," kata Wiryo di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/1).
Dia menjelaskan, tahun lalu secara total perusahaan telah memasarkan 12 ribu ekor sapi yang seluruhnya berasal dari impor. Sebagian dipasarkan dalam keadaan bentuk daging segar dan dijual langsung.
Saat ini, perusahaan memiliki peternakan di Subang, Jawa Barat seluas 20 hektar dan kandang berkapasitas delapan ribu ekor.
Hingga pertengahan tahun lalu, penjualan sapi ini berkontribusi sampai dengan 36,96% ke pendapatan perusahaan, yakni mencapai Rp 165,61 miliar dari total pendapatan perusahaan hingga akhir Juni 2018 yang sebesar Rp 448,06 miliar.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular