Perang Dagang Memanas, Bursa Jepang Dibuka Melemah
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
26 June 2018 07:27
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Jepang dibuka terkoreksi pada perdagangan hari Selasa (26/6/2018) sejalan dengan aksi jual bursa-bursa global di tengah naiknya kecemasan investor akan memanasnya perseteruan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks acuan Nikkei 225 langsung kehilangan 0,85% atau 189,41 poin menjadi 22.148,74 di sesi awal perdagangan. Sementara itu, indeks Topix turun 0,7% ke posisi 1.716,22, AFP melaporkan.
Dini hari tadi, indeks-indeks acuan Wall Street ramai-ramai terjun bebas akibat panasnya isu perang dagang.
Dow Jones Industrial Average anjlok 328,09 poin atau 1,33% menjadi 24.252,8, S&P 500 turun tajam 1,4% menjadi 2.717,07, dan Nasdaq Composite melemah 2,1% ke level 7.532,01.
Penurunan tajam itu disebabkan kabar yang beredar bahwa AS akan melarang perusahaan dengan kepemilikan China minimal 25% untuk berinvestasi di berbagai bisnis yang memiliki teknologi penting secara industri, CNBC International melaporkan.
Hal itu kemudian dibantah oleh penasihat perdagangan senior pemerintah, Peter Navarro, meskipun Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders justru mengatakan langkah itu akan berdampak tidak hanya ke China namun juga seluruh negara lainnya.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Indeks acuan Nikkei 225 langsung kehilangan 0,85% atau 189,41 poin menjadi 22.148,74 di sesi awal perdagangan. Sementara itu, indeks Topix turun 0,7% ke posisi 1.716,22, AFP melaporkan.
Dini hari tadi, indeks-indeks acuan Wall Street ramai-ramai terjun bebas akibat panasnya isu perang dagang.
Penurunan tajam itu disebabkan kabar yang beredar bahwa AS akan melarang perusahaan dengan kepemilikan China minimal 25% untuk berinvestasi di berbagai bisnis yang memiliki teknologi penting secara industri, CNBC International melaporkan.
Hal itu kemudian dibantah oleh penasihat perdagangan senior pemerintah, Peter Navarro, meskipun Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders justru mengatakan langkah itu akan berdampak tidak hanya ke China namun juga seluruh negara lainnya.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Most Popular