
Lima Bulan Pertama, Sri Mulyani Bayar Bunga Utang Rp 112 T
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
25 June 2018 19:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang Januari-Mei 2018, pemerintah telah melakukan pembayaran utang senilai Rp 112,4 triliun atau 47,14% dari yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Senin (25/6/2018), jumlah tersebut tumbuh 13.77% dibandingkan periode sama tahun lalu. Dalam APBN, pembayaran bunga utang ditetapkan Rp 238,61 triliun.
Sementara itu, di sisi lain pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 179,2 triliun sepanjang Januari - Mei 2018. Utang ini, untuk memenuhi defisit kas keuangan negara.
Berbicara dalam konferensi pers, Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, secara persentase pertumbuhan penarikan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) untuk Mei 2018 mennunjukan tren yang menurun.
"Total penerbitan sudah 43,25% dari target, minus 14,90%," kata Sri Mulyani, Senin (25/6/2018).
Sri Mulyani mengatakan, turunnya pertumbuhan penarikan utang mencerminkan kondisi kas keuangan negara yang jauh lebih sehat. Meskipun secara bersamaan, penerbitan utang tahun ini cukup penuh tantangan.
Pemerintah menegaskan, strategi pembiayaan ke depan akan dilakukan secara hati-hati dengan memperhitungkan biaya risiko dan kapasitasnya, serta memperhatikan prinsip-prinsip pruden, efisiensi biaya, produktivitas dan keseimbangan.
"Jadi kalau lihat pembiayaan anggaran, itu trendnya membaik. Ini dari sisi tanggung jawab membuat negara ini menjadi lebih baik," katanya.
(dru) Next Article Per Agustus 2018, Pemerintah Bayar Bunga Utang Lebih Mahal
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Senin (25/6/2018), jumlah tersebut tumbuh 13.77% dibandingkan periode sama tahun lalu. Dalam APBN, pembayaran bunga utang ditetapkan Rp 238,61 triliun.
Sementara itu, di sisi lain pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 179,2 triliun sepanjang Januari - Mei 2018. Utang ini, untuk memenuhi defisit kas keuangan negara.
"Total penerbitan sudah 43,25% dari target, minus 14,90%," kata Sri Mulyani, Senin (25/6/2018).
Sri Mulyani mengatakan, turunnya pertumbuhan penarikan utang mencerminkan kondisi kas keuangan negara yang jauh lebih sehat. Meskipun secara bersamaan, penerbitan utang tahun ini cukup penuh tantangan.
Pemerintah menegaskan, strategi pembiayaan ke depan akan dilakukan secara hati-hati dengan memperhitungkan biaya risiko dan kapasitasnya, serta memperhatikan prinsip-prinsip pruden, efisiensi biaya, produktivitas dan keseimbangan.
"Jadi kalau lihat pembiayaan anggaran, itu trendnya membaik. Ini dari sisi tanggung jawab membuat negara ini menjadi lebih baik," katanya.
(dru) Next Article Per Agustus 2018, Pemerintah Bayar Bunga Utang Lebih Mahal
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular