Panasnya Perang Dagang Buat Keuntungan Wall Street Menguap
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
20 June 2018 06:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham Amerika Serikat (AS) rontok pada perdagangan hari Selasa (19/6/2018) setelah Presiden Donald Trump meluncurkan ancaman dagang terbarunya terhadap China. Ancaman itu kembali menambah kecemasan investor akan terjadinya perang dagang sengit antara dua perekonomian terbesar dunia itu.
Dow Jones Industrial Average anjlok 1,15% dan ditutup di 24.700,21 dengan Boeing, DowDuPont, dan Caterpillar menjadi saham berkinerja terburuk di indeks ini hari itu. Keuntungan sepanjang tahun ini yang diraup oleh indeks yang beranggotakan 30 saham itu juga menguap setelah terkoreksi enam hari berturut-turut, penurunan terpanjang sejak Maret 2017, CNBC International melaporkan.
S&P 500 melemah 0,4% menjadi 2.762,45 sementara Nasdaq Composite ditutup turun 0,3% di 7.725,59. Kedua indeks sempat turun tajam lebih dari 1% di sesi perdagangan hari Selasa.
"Di titik tertentu Anda akan bertanya-tanya berapa kali saham akan berekasi terhadap satu berita yang sama. Ini bisa saja merupakan taktik seseorang dalam negosiasi untuk mencapai suatu kesepakatan," kata Willie Delwiche, investment strategist di Baird.
"Namun, dengan optimisme investor yang tinggi, mungkin hanya ada sedikit ruang bagi kesalahan, dan ada risiko nyata bahwa hal ini mulai menggerus keyakinan konsumen dan dunia usaha," tambahnya.
Saham-saham sejumlah perusahaan pembuat chip berjatuhan akibat tingginya eksposur bisnis mereka terhadap China. Qualcomm dan Nvidia anjlok 0,9%. Pendapatan perusahaan semikonduktor dan perlengkapan semikonduktor memiliki eksposur hingga 52% terhadap China, menurut laporan Morgan Stanley.
Trump pada hari Senin malam meminta kantor Perwakilan Perdagangan AS untuk mengidentifikasi barang-barang China senilai US$200 miliar atau sekitar Rp 2.786 triliun yang akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%.
Segera setelahnya, Kementerian Perdagangan China mengeluarkan pernyataan bahwa ancaman terbaru Trump itu melanggar kesepakatan dan perundingan yang telah dilakukan kedua negara.
"Amerika Serikat telah memulai perang dagang yang mencederai aturan pasar dan tidak sesuai dengan tren perkembangan global saat ini," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average anjlok 1,15% dan ditutup di 24.700,21 dengan Boeing, DowDuPont, dan Caterpillar menjadi saham berkinerja terburuk di indeks ini hari itu. Keuntungan sepanjang tahun ini yang diraup oleh indeks yang beranggotakan 30 saham itu juga menguap setelah terkoreksi enam hari berturut-turut, penurunan terpanjang sejak Maret 2017, CNBC International melaporkan.
S&P 500 melemah 0,4% menjadi 2.762,45 sementara Nasdaq Composite ditutup turun 0,3% di 7.725,59. Kedua indeks sempat turun tajam lebih dari 1% di sesi perdagangan hari Selasa.
"Namun, dengan optimisme investor yang tinggi, mungkin hanya ada sedikit ruang bagi kesalahan, dan ada risiko nyata bahwa hal ini mulai menggerus keyakinan konsumen dan dunia usaha," tambahnya.
Saham-saham sejumlah perusahaan pembuat chip berjatuhan akibat tingginya eksposur bisnis mereka terhadap China. Qualcomm dan Nvidia anjlok 0,9%. Pendapatan perusahaan semikonduktor dan perlengkapan semikonduktor memiliki eksposur hingga 52% terhadap China, menurut laporan Morgan Stanley.
Trump pada hari Senin malam meminta kantor Perwakilan Perdagangan AS untuk mengidentifikasi barang-barang China senilai US$200 miliar atau sekitar Rp 2.786 triliun yang akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%.
Segera setelahnya, Kementerian Perdagangan China mengeluarkan pernyataan bahwa ancaman terbaru Trump itu melanggar kesepakatan dan perundingan yang telah dilakukan kedua negara.
"Amerika Serikat telah memulai perang dagang yang mencederai aturan pasar dan tidak sesuai dengan tren perkembangan global saat ini," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular