Ikuti The Fed, Pengusaha Prediksi BI Naikkan Suku Bunga Lagi

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
15 June 2018 17:21
Bila suku bunga naik, maka penyaluran kredit akan lebih lambat.
Foto: Detikcom
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan kebijakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang menaikkan kembali tingkat suku bunga, diprediksi akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI) dengan langkah serupa.

Akibatnya, tutur Hariyadi, hal ini akan berdampak pada tingkat penyaluran kredit (disbursement) perbankan nasional yang lebih lambat lagi bagi pelaku usaha sektor riil. Menurutnya, sektor riil pasti akan lebih berhati-hati dalam merespon kenaikan suku bunga yang terjadi.

"Memang kalau seperti ini pasti akan direspons. Kemarin saja penyaluran (kredit) relatif tidak sesuai target ya karena banyak orang menahan utk ekspansi. Tentu ini akan berdampak penyalurannya lebih lambat lagi. Dengan The Fed naikin lagi sampai 2% pasti BI akan naikkan lagi sehingga otomatis bank lokal ikut naikkan," ungkap Hariyadi saat ditemui di kediaman Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, Jumat (15/6/2018).

Meski demikian dia melihat ada peluang bunga perbankan tidak ikut naik karena kondisi margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan nasional yang cukup tinggi. Tingginya NIM perbankan menurutnya tidak adil bagi pengusaha nasional.

"Kita melihat di Indonesia ini NIM dari bank nasional juga agak tidak adil bagi pengusaha di sektor riil karena cukup tinggi. Sehingga yg menjadi pertanyaan kita di sektor riil, perbankan kita ini sebenarnya bagaimana efisiensinya. Karena kalau kita lihat laporan keuangan perbankan yang go public, marginnya kan lumayan besar semua," jelas Hariyadi.

Hariyadi yang merupakan pemilik dari Sahid Group menegaskan perlunya membedah struktur efisiensi perbankan nasional karena sektor riil masih mengandalkan perbankan untuk pembiayaan usaha.

"Andalan utama sektor riil utk pembiayaan itu masih dari perbankan, belum dari sektor keuangan lainnya seperti pasar modal dll krn ketersediaan dana masih lebih fleksibel di perbankan. Kalau perbankannya nggak support, semuanya rugi," pungkasnya.

(dob/dob) Next Article BSI Gelar Pameran Industri Halal, Danantara Ungkap Potensi Besar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular