
The Fed Naikkan Bunga Acuan Empat Kali Tahun Ini?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 June 2018 06:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Sesuai perkiraan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke 1,75-2%. Namun ada sedikit kejutan, yaitu kemungkinan The Fed akan menambah dosis pengetatan moneter.
Awalnya, pelaku pasar percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan tiga kali sepanjang 2018. Namun melihat perkembangan yang terjadi di rapat yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia, sepertinya kemungkinan untuk empat kali kenaikan semakin besar.
Hal ini terlihat dari dot plot (proyeksi suku bunga dari masing-masing The Fed di negara bagian) yang semakin mengarah ke atas. Pada rapat Maret, konsensus dot plot masih mantap di suku bunga acuan 2-2,25% pada akhir tahun. Berarti butuh sekali kenaikan lagi, atau tiga kali sepanjang 2018.
Namun dot plot semakin tergeser ke atas. Kini, mediannya sudah berada di 2,25-2,5%. Artinya kemungkinan ada dua kali kenaikan lagi, atau menjadi empat kali sepanjang tahun ini.
Pelaku pasar pun agak gugup menerima kenyataan ini. Bursa saham terkoreksi, karena kenaikan empat kali di luar kalkulasi investor.
Pasar obligasi pun tertekan, dengan imbal hasil (yield) yang naik. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun saat ini berada di 2,9737%. Naik dibandingkan penutupan hari sebelumnya yaitu 2,957%.
Dapat Dimaklumi
Bila benar The Fed akan menambah dosis pengetatan moneter, maka mungkin wajar saja. Perekonomian AS semakin menggeliat sehingga berpotensi menimbulkan tekanan inflasi. Untuk meredam ekspektasi inflasi memang dibutuhkan kenaikan suku bunga acuan.
Data-data menunjukkan perekonomian Negeri Paman Sam pulih cukup cepat. Inflasi per Mei 2018 sudah menyentuh 2,8% year-on-year (YoY). Cukup jauh dari target The Fed yaitu 2%. Sepanjang tahun ini, The Fed memperkirakan inflasi berada di 2,1%.
Percepatan laju inflasi bisa diartikan konsumsi masyarakat tinggi dan belum mampu dipenuhi oleh pasokan. Ini tercermin dari Personal Consumption Expenditure yang juga sudah mencapai 2%.
Angka pengangguran AS juga terus menurun. Posisi terakhir ada di 3,8%, yang merupakan titik terendah dalam 18 tahun. The Fed bahkan memperkirakan angka pengangguran pada akhir 2018 di 3,6%.
Dengan situasi ini, sudah hampir pasti pertumbuhan ekonomi AS akan lebih solid. The Fed meramalkan pertumbuhan ekonomi Negeri Adidaya pada 2018 sebesar 2,8%. Naik dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 2,7%.
Oleh karena itu, bisa dimaklumi apabila The Fed benar-benar menaikkan suku bunga sampai empat kali. Ini sesuai janji Gubernur Jerome Powell kala baru menjabat, yaitu melindungi perekonomian AS dari overheating.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, The Fed Pangkas Bunga Acuan!
Awalnya, pelaku pasar percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan tiga kali sepanjang 2018. Namun melihat perkembangan yang terjadi di rapat yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia, sepertinya kemungkinan untuk empat kali kenaikan semakin besar.
Hal ini terlihat dari dot plot (proyeksi suku bunga dari masing-masing The Fed di negara bagian) yang semakin mengarah ke atas. Pada rapat Maret, konsensus dot plot masih mantap di suku bunga acuan 2-2,25% pada akhir tahun. Berarti butuh sekali kenaikan lagi, atau tiga kali sepanjang 2018.
Pelaku pasar pun agak gugup menerima kenyataan ini. Bursa saham terkoreksi, karena kenaikan empat kali di luar kalkulasi investor.
Pasar obligasi pun tertekan, dengan imbal hasil (yield) yang naik. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun saat ini berada di 2,9737%. Naik dibandingkan penutupan hari sebelumnya yaitu 2,957%.
![]() |
Dapat Dimaklumi
Bila benar The Fed akan menambah dosis pengetatan moneter, maka mungkin wajar saja. Perekonomian AS semakin menggeliat sehingga berpotensi menimbulkan tekanan inflasi. Untuk meredam ekspektasi inflasi memang dibutuhkan kenaikan suku bunga acuan.
Data-data menunjukkan perekonomian Negeri Paman Sam pulih cukup cepat. Inflasi per Mei 2018 sudah menyentuh 2,8% year-on-year (YoY). Cukup jauh dari target The Fed yaitu 2%. Sepanjang tahun ini, The Fed memperkirakan inflasi berada di 2,1%.
Percepatan laju inflasi bisa diartikan konsumsi masyarakat tinggi dan belum mampu dipenuhi oleh pasokan. Ini tercermin dari Personal Consumption Expenditure yang juga sudah mencapai 2%.
Angka pengangguran AS juga terus menurun. Posisi terakhir ada di 3,8%, yang merupakan titik terendah dalam 18 tahun. The Fed bahkan memperkirakan angka pengangguran pada akhir 2018 di 3,6%.
Dengan situasi ini, sudah hampir pasti pertumbuhan ekonomi AS akan lebih solid. The Fed meramalkan pertumbuhan ekonomi Negeri Adidaya pada 2018 sebesar 2,8%. Naik dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 2,7%.
Oleh karena itu, bisa dimaklumi apabila The Fed benar-benar menaikkan suku bunga sampai empat kali. Ini sesuai janji Gubernur Jerome Powell kala baru menjabat, yaitu melindungi perekonomian AS dari overheating.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, The Fed Pangkas Bunga Acuan!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular