Harga Batu Bara Tembus US$115/ton, Tertinggi Dalam 6 Tahun

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
13 June 2018 12:45
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka ditutup menguat 1,05% ke US$115,55/ton pada perdagangan hari Selasa (12/06/2018).
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka ditutup menguat 1,05% ke US$115,55/ton pada perdagangan hari Selasa (12/06/2018). Komoditas batu bara nampaknya mulai kembali ke masa kejayaannya beberapa tahun silam. Dengan capaian tersebut, harga sang batu mencetak rekor tertingginya sejak akhir Februari 2012.

Harga Batu Bara Tembus US$115/ton, Tertinggi Dalam 6 TahunFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Keberhasilan harga batu bara untuk mencapai level ini tidak lepas dari performa mingguan yang positif selama 8 pekan berturut-turut. Penyebabnya adalah meroketnya permintaan sumber energi utama dunia pada semester-I 2018 ini, khususnya di Asia. Padahal, batu bara sempat dikhawatirkan sudah tidak akan populer lagi, mengingat sifatnya yang tidak ramah lingkungan.

Sebagai catatan, 4 importir utama di Benua Kuning meningkatkan permintaan batu baranya secara bersamaan pada tahun ini. Hal ini tidak biasanya terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Mei 2018, impor batu bara China meningkat 10,2% secara year-on-year (YoY), impor India naik 3,3% YoY, impor Jepang tumbuh 3,2% YoY, dan impor Korea Selatan naik tipis 0,98% YoY.

Apabila ditotal, keempat negara di atas telah mengimpor 16,1 juta ton lebih banyak dari tahun lalu, pada periode Januari-Mei 2018 ini.

Peningkatan permintaan yang paling tinggi dibukukan oleh Negeri Tirai Bambu, seiring cuaca ekstrim yang melanda negeri berpenduduk terbanyak di dunia tersebut. Dari mulai cuaca dingin yang ekstrim di Januari 2018, hingga datangnya cuaca panas yang tidak biasa di Bulan Mei 2018. Konsumsi batu bara sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik pun melambung, menggerus pasokan domestik China.

Untuk mengatasi kelangkaan pasokan batu bara dalam negeri, lembaga perencanaan China sebenarnya sudah melakukan sejumlah tindakan untuk meningkatkan produksi batu bara domestik, termasuk meningkatkan kapasitas angkutan jalur kereta api serta memperkuat supervisi dan operasi bersama antara sektor batu bara dan tenaga listrik.

Namun, sejauh ini dampaknya masih sangat minim. Teranyar, impor batu bara China malah meningkat 106% secara week-to-week (WtW) menjadi 5,1 juta ton, pada sepekan yang berakhir tanggal 11 Juni.


Nampaknya, sudah saatnya kita ucapkan, "selamat datang kembali masa kejayaan batu bara".

(RHG/RHG) Next Article Perang Dagang AS-China Reda, Batu Bara Dekati US$105/ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular