
Tunggu Izin, Operasi Tambang Emas OKAS di Lombok Ditunda
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 June 2018 17:55

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) memperkirakan pengoperasian pertambangan emas anak usahanya, PT Indotan Lombok Barat Bangkit, dilakukan pada akhir Juni 2018.
Pengoperasian tambang tersebut dimulai dengan wilayah pertambangan prospek 1 yang diperkirakan memiliki 300 ribu troy ons emas. Sedangkan 2 prospek lainnya hingga saat ini masih dalam tahap pengeboran.
"Saat ini kami sedang menunggu izin usaha pertambangan (IUP) dan izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKU) yang diperkirakan sehabis lebaran selesai. Setelah itu kami akan mulai melakukan pemilihan kontraktor dan juga mine plan untuk selanjutnya dilakukan produksi," ujar Teddy Kusumah Somantri, Presiden Director AKOS di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/6/2018).
Sedangkan menurut perseroan, kedua wilayah prospek pertambangan lainnya diperkirakan memiliki potensi jumlah emas hingga perak yang lebih tinggi dari prospek pertama atau prospek Raja.
Untuk masuk ke dalam tahap perencanaan dan juga infrastruktur produksi, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 20 juta.
Dimana dana tersebut akan didapatkan perseroan melalui penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue serta pinjaman sindikasi dari perbankan.
"Perseroan masih akan memilih terlebih dahulu akan melakukan aksi yang mana baik rights issue atau pinjaman perbankan kami masih melihat ketertarikan lander melihat sektor mana yang menarik," tambah Teddy.
Diharapkan dengan beroperasinya tambang emas prospek satu, pendapatan perseroan akan mengalami peningkatan yang dimulai pada awal tahun 2019.
Sedangkan hingga tahun ini, perseroan optimis pendapatan OKAS akan terus tumbuh mengingat kinerja pada kuartal-I yang semakin membaik mengingat bisnis utama perseroan di segmen batu bara dan ammonium nitrate semakin membaik.
"Hingga kuartal-I tahun ini positif ya, harapan kami kedepan indeks harga batu bara semakin baik dua hingga tiga tahun mendatang. Penjualan ammonium nitrate lewat PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) juga meningkat melihat harga impor produk tersebut lebih tinggi dibandingkan produksi kami yang lokal," ungkap Teddy.
Sebelumnya, pada kuartal-I 2018 perseroan mencatatkan perbaikan rugi bersih menjadi US$ 1,52 juta atau Rp 21,16 miliar dibandingkan dengan rugi bersih pada tahun lalu sebesar US$ 2,13 juta atau Rp 29,59 miliar.
Perseroan juga sebelumnya pada 2017 mengakuisisi perusahaan tambang Indotan Lombok Pte Ltd senilai US$ 20 juta yang memiliki 90% kepemilikan saham di PT Indotan Lombok Barat Bangkit.
(gus/gus) Next Article Ancora Indonesia Resources Catatkan Perbaikan Kinerja
Pengoperasian tambang tersebut dimulai dengan wilayah pertambangan prospek 1 yang diperkirakan memiliki 300 ribu troy ons emas. Sedangkan 2 prospek lainnya hingga saat ini masih dalam tahap pengeboran.
Sedangkan menurut perseroan, kedua wilayah prospek pertambangan lainnya diperkirakan memiliki potensi jumlah emas hingga perak yang lebih tinggi dari prospek pertama atau prospek Raja.
Untuk masuk ke dalam tahap perencanaan dan juga infrastruktur produksi, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 20 juta.
Dimana dana tersebut akan didapatkan perseroan melalui penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue serta pinjaman sindikasi dari perbankan.
"Perseroan masih akan memilih terlebih dahulu akan melakukan aksi yang mana baik rights issue atau pinjaman perbankan kami masih melihat ketertarikan lander melihat sektor mana yang menarik," tambah Teddy.
Diharapkan dengan beroperasinya tambang emas prospek satu, pendapatan perseroan akan mengalami peningkatan yang dimulai pada awal tahun 2019.
Sedangkan hingga tahun ini, perseroan optimis pendapatan OKAS akan terus tumbuh mengingat kinerja pada kuartal-I yang semakin membaik mengingat bisnis utama perseroan di segmen batu bara dan ammonium nitrate semakin membaik.
"Hingga kuartal-I tahun ini positif ya, harapan kami kedepan indeks harga batu bara semakin baik dua hingga tiga tahun mendatang. Penjualan ammonium nitrate lewat PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) juga meningkat melihat harga impor produk tersebut lebih tinggi dibandingkan produksi kami yang lokal," ungkap Teddy.
Sebelumnya, pada kuartal-I 2018 perseroan mencatatkan perbaikan rugi bersih menjadi US$ 1,52 juta atau Rp 21,16 miliar dibandingkan dengan rugi bersih pada tahun lalu sebesar US$ 2,13 juta atau Rp 29,59 miliar.
Perseroan juga sebelumnya pada 2017 mengakuisisi perusahaan tambang Indotan Lombok Pte Ltd senilai US$ 20 juta yang memiliki 90% kepemilikan saham di PT Indotan Lombok Barat Bangkit.
(gus/gus) Next Article Ancora Indonesia Resources Catatkan Perbaikan Kinerja
Most Popular