Ancora Butuh Dana US$ 28,5 Juta untuk Kembangkan Bisnis

Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 December 2018 18:36
Perusahaan juga terus meningkatkan kapasitas produksi dari bisnis bahan peledak miliknya yang saat ini menjadi penyumbang pendapatan perusahaan paling besar.
Foto: Ilustrasi Pertambangan Emas REUTERS/Chris Wattie
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) membutuhkan dana tak kurang dari US$ 28,5 juta untuk keperluan pengembangan tambang emas yang berlokasi di Lombok dan penambahan pabrik baru yang rencananya akan beroperasi mulai tahun depan. Berbagai cara akan dilakukan perusahaan untuk menutupi kebutuhan dananya ini, salah satunya dengan menggalang dana lewat pasar modal.

Direktur Utama Ancora Rolaw P. Samosir mengatakan perusahaan menargetkan tambang emas di Nusa Tenggara ini bisa mulai komersialisasi pada 2020 mendatang sehingga membutuhkan dana besar. Disamping itu, perusahaan juga terus meningkatkan kapasitas produksi dari bisnis bahan peledak miliknya yang saat ini menjadi penyumbang pendapatan perusahaan paling besar.

"Memang rencananya akan corporate action (tahun depan). Tapi kami sedang mempertimbangkan antara right issue atau menerbitkan obligasi," kata Rolaw di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Dia menjabarkan, kebutuhan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun depan terdiri dari kebutuhan untuk penyelesaian pabrik booster. Nilai investasi untuk pabrik dengan kapasitas 7 juta piece per tahun ini akan menelan dana US$ 3,5 juta. Kebutuhan dana ini rencananya akan dipenuhi dari hasil aksi korporasi dan kas internal perusahaan.

Meski sudah ditargetkan beroperasi tahun depan, pabrik ini masih belum akan beroperasi maksimal. Tingkat produksi pabrik ini bisa terus meningkat seiring dengan investasi yang ditanamkan.

Kebutuhan investasi terbesar yang dibutuhkan perusahaan adalah untuk mengembangkan tambang emas baru miliknya. Ancora memperkirakan kebutuhan dana capex untuk tambang tersebut mencapai US$ 4 juta di tahun depan dan US$ 21 juta di 2020.

Saat ini tambang tersebut masih dalam tahap memproses ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk mulai berproduksi.

Perusahaan telah memulai proses eksplorasi di kawasan tambangnya ini. Diperkirakan titik Raja yang saat ini menjadi fokus eksplorasi perusahaan memiliki cadangan emas sebesar 320 troy ons.

Refinancing Utang
Saat ini perusahaan juga tengah berupaya untuk restrukturisasi utang, baik itu dengan cara memperpanjang tenor pinjamannya kepada sejumlah bank seperti Bank CIMB dan Bank Panin atau melakukan refinancing dengan pinjaman lain.

Rolaw menjelaskan, jumlah utang perusahaan yang akan direstrukturisasi nilainya mencapai US$ 62 juta, yang terdiri dari US$ 12 juta utang induk usaha dan US$ 50 utang dari anak usahanya.

"Saat ini sedang diskusi dengan eksisting kreditur ataupun dengan calon kreditur," tutur dia.
(hps) Next Article Meroket 167%, Saham Emiten Milik Gita Wirjawan Kena Radar BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular