
Inilah Saham Paling Cuan dan Paling Apes Sepekan
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 May 2018 13:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi harga minyak tak cukup untuk membendung aksi beli terhadap saham emiten energi PT Mitra Investindo Tbk sehingga saham tersebut menguat 38,1% sepekan ini, menjadikannya sebagai saham dengan kenaikan harga tertinggi di bursa Indonesia.
Sumber: RTI
Sepanjang tahun berjalan, saham berkode MITI ini menguat 132% ke level Rp 116 per unit, setelah sebelumnya menjadi saham tidur seharga Rp 50 per unit selama triwulan pertama tahun ini.
Harga saham MITI terus menguat setelah pada akhir April lalu Chanticleer Investment Ltd memborong saham perseroan untuk keperluan investasi. Chanticleer adalah perusahaan kertas (special purpose vehicle/ SPV) berbasis di British Virgin Islands.
Kenaikan tersebut tak terbendung bahkan ketika harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Mei 2018 melemah 4,6% ke US$67,92 per barel sepanjang pekan ini. Harga minyak Brent untuk kontrak yang sama juga melemah 1,4% ke US$76,59 per barel.
Koreksi harga energi utama dunia ini terjadi di tengah kesepakatan Rusia dan Arab Saudi untuk melakukan pelonggaran terhadap program pemangkasan produksi minyaknya. Kesepakatan ini mementahkan konsensus Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebelumnya yang telah melakukan pembatasan produksi sejak awal 2017 untuk mendongkrak harga.
Di posisi berseberangan, saham emiten keramik PT Intikeramik Alamasri Tbk mengalami koreksi terparah sepanjang pekan, yakni sebesar -17,2%, memimpin daftar perusahaan dengan kinerja saham terburuk di bursa.
Secara fundamental, kinerja emiten berkode saham IKAI ini beberapa tahun terakhir mengalami tekanan karena problem pasokan gas dan tekanan kompetitor dari negara lain. Karenanya, perseroan mendiversifikasi bisnis ke sektor properti.
Sumber: RTI
Separuh dari sepuluh besar saham yang melemah tersebut merupakan saham di sektor energi, seperti misalnya emiten tambang batu bara PT Indika Energy Tbk dan PT Delta Dunia Makmur Tbk, dan PT Adaro Energy Tbk.
Demikian juga saham-saham emiten migas seperti PT Medco Eenrgi Internasional Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk. Hal ini menjadikan penguatan harga saham MITI pekan ini sebagai anomali.
(ags/ags) Next Article Selesai dengan Pertamina, Mitra Investindo Sasar Bisnis Baru
TOP GAINERS (21-25 MEI) | |
EMITEN | (%) |
Mitra Investindo | 38,1 |
Erajaya Swasembada | 27 |
Integra Indocabinet | 14,7 |
Kresna Graha Investama | 12,1 |
Waskita karya | 12,1 |
Astra International | 11,1 |
Indah Kiat Pulp and Paper | 10,7 |
Bank Tabungan Negara | 9,1 |
XL Axiata | 6,5 |
Bank Rakyat Indonesia | 6,1 |
Sepanjang tahun berjalan, saham berkode MITI ini menguat 132% ke level Rp 116 per unit, setelah sebelumnya menjadi saham tidur seharga Rp 50 per unit selama triwulan pertama tahun ini.
![]() |
Koreksi harga energi utama dunia ini terjadi di tengah kesepakatan Rusia dan Arab Saudi untuk melakukan pelonggaran terhadap program pemangkasan produksi minyaknya. Kesepakatan ini mementahkan konsensus Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebelumnya yang telah melakukan pembatasan produksi sejak awal 2017 untuk mendongkrak harga.
Di posisi berseberangan, saham emiten keramik PT Intikeramik Alamasri Tbk mengalami koreksi terparah sepanjang pekan, yakni sebesar -17,2%, memimpin daftar perusahaan dengan kinerja saham terburuk di bursa.
Secara fundamental, kinerja emiten berkode saham IKAI ini beberapa tahun terakhir mengalami tekanan karena problem pasokan gas dan tekanan kompetitor dari negara lain. Karenanya, perseroan mendiversifikasi bisnis ke sektor properti.
TOP LOSERS (21-25 MEI) | |
EMITEN | (%) |
Intikeramik Alamasri Industri | -17,2 |
Smartfren Telecom | -11 |
Indika Energy | -7,8 |
Delta Dunia Makmur | -6,4 |
Medco Energi Internasional | -5,7 |
Logindo Samudramakmur | -5,5 |
Ristia Bintang Mahkotasejati | -5,3 |
Asia Pacific Fibers | -5,1 |
Energi Mega Persada | -4 |
Adaro Energy | -3,9 |
Separuh dari sepuluh besar saham yang melemah tersebut merupakan saham di sektor energi, seperti misalnya emiten tambang batu bara PT Indika Energy Tbk dan PT Delta Dunia Makmur Tbk, dan PT Adaro Energy Tbk.
Demikian juga saham-saham emiten migas seperti PT Medco Eenrgi Internasional Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk. Hal ini menjadikan penguatan harga saham MITI pekan ini sebagai anomali.
(ags/ags) Next Article Selesai dengan Pertamina, Mitra Investindo Sasar Bisnis Baru
Most Popular