
Didorong Faktor Domestik, Rupiah Menguat Lawan Poundsterling
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 June 2018 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat terhadap poundsterling Inggris. Sentimen domestik sepertinya menjadi pendorong apresiasi rupiah.
Pada Rabu (6/6/2018) pukul 14.30 WIB, GBP 1 dibanderol Rp 18.563,8. Rupiah menguat 0,12% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sentimen di Inggris sebenarnya mendukung penguatan sterling. Misalnya hasil konsensus Reuters menyebutkan harga properti di Negeri Ratu Elizabeth diperkirakan naik 1,7% tahun ini. Kemudian harga akan kembali naik 2% pada 2019 dan 2020.
Kenaikan harga rumah akan menyebabkan tekanan inflasi, dan bisa mendorong Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) untuk menaikkan suku bunga lebih cepat. Kemarin, Silvana Tenreyro, Anggota Dewan Gubernur BoE, menyatakan pengetatan moneter secara bertahap memang dibutuhkan selama tiga tahun ke depan. Ini memberi sinyal yang jelas bahwa BoE siap untuk menaikkan suku bunga jika dibutuhkan.
"Meski saya mengatakan kenaikan suku bunga memang diperlukan, pertanyaannya adalah kapan itu dilakukan? Namun pengetatan moneter secara gradual dibutuhkan dalam tiga tahun ke depan," kata Tenreyro, dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini semestinya membuat sterling mendapat bensin untuk melaju. Namun berita dari Inggris ini sepertinya kalah oleh sentimen domestik.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada hawkish. Perry menyatakan, ke depan masih ada ruang untuk kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate. Sebagai informasi, BI sudah dua kali menaikkan suku bunga acuan bulan lalu dengan total 50 basis poin.
"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probabilitas kenaikan bunga memang ada, tapi tidak gila-gilaan. Terukur," tegas Perry.
Pasar pun merespons positif pernyataan tersebut. Apalagi pekan depan The Federal Reserve/The Fed akan mengadakan rapat, dan diperkirakan ada kenaikan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%.
Pernyataan Perry hari ini lagi-lagi memunculkan persepsi bahwa BI ahead the curve. BI dinilai cukup baik mengantisipasi kebijakan moneter AS yang terus mengetat. Sentimen positif bagi rupiah dan akhirnya mampu menguat terhadap poundsterling.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Poundsterling, Rupiah Terlemah Sejak Mei 2016
Pada Rabu (6/6/2018) pukul 14.30 WIB, GBP 1 dibanderol Rp 18.563,8. Rupiah menguat 0,12% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
Sentimen di Inggris sebenarnya mendukung penguatan sterling. Misalnya hasil konsensus Reuters menyebutkan harga properti di Negeri Ratu Elizabeth diperkirakan naik 1,7% tahun ini. Kemudian harga akan kembali naik 2% pada 2019 dan 2020.
"Meski saya mengatakan kenaikan suku bunga memang diperlukan, pertanyaannya adalah kapan itu dilakukan? Namun pengetatan moneter secara gradual dibutuhkan dalam tiga tahun ke depan," kata Tenreyro, dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini semestinya membuat sterling mendapat bensin untuk melaju. Namun berita dari Inggris ini sepertinya kalah oleh sentimen domestik.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada hawkish. Perry menyatakan, ke depan masih ada ruang untuk kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate. Sebagai informasi, BI sudah dua kali menaikkan suku bunga acuan bulan lalu dengan total 50 basis poin.
"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probabilitas kenaikan bunga memang ada, tapi tidak gila-gilaan. Terukur," tegas Perry.
Pasar pun merespons positif pernyataan tersebut. Apalagi pekan depan The Federal Reserve/The Fed akan mengadakan rapat, dan diperkirakan ada kenaikan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%.
Pernyataan Perry hari ini lagi-lagi memunculkan persepsi bahwa BI ahead the curve. BI dinilai cukup baik mengantisipasi kebijakan moneter AS yang terus mengetat. Sentimen positif bagi rupiah dan akhirnya mampu menguat terhadap poundsterling.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Poundsterling, Rupiah Terlemah Sejak Mei 2016
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular