
Cemas Perang Dagang, Bursa Jepang Dibuka Turun Tipis
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
06 June 2018 07:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Jepang dibuka terkoreksi pada perdagangan hari Rabu (6/6/2018) akibat sentimen negatif dari isu perdagangan global dan kondisi politik Eropa.
Indeks acuan Nikkei 225 tergelincir 0,04% ke posisi 22.531,46 di sesi awal perdagangan, AFP melaporkan.
Dini hari tadi, Wall Street menutup perdagangan hari Selasa dengan bervariasi setelah kecemasan tentang naiknya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali menghantui.
Nasdaq Composite ditutup naik 0,4% di 7.637,86, Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,06% menjadi 24.799,98 sementara S&P 500 naik hanya 0,1% ke 2.748,79.
China dikabarkan telah menawarkan diri untuk membeli tambahan produk-produk AS senilai US$70 miliar (Rp 971,1 triliun) untuk merayu Negeri Paman Sam agar membatalkan ancaman pengenaan bea impornya.
Hari Minggu lalu, China mengancam akan membatalkan kesepakatan dagang kedua negara bila AS menerapkan sanksi barunya ke Negeri Tirai Bambu. Pernyataan itu muncul setelah Gedung Putih pekan lalu mengumumkan akan melanjutkan rencana penerapan tarif terhadap produk teknologi China.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Indeks acuan Nikkei 225 tergelincir 0,04% ke posisi 22.531,46 di sesi awal perdagangan, AFP melaporkan.
Dini hari tadi, Wall Street menutup perdagangan hari Selasa dengan bervariasi setelah kecemasan tentang naiknya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali menghantui.
China dikabarkan telah menawarkan diri untuk membeli tambahan produk-produk AS senilai US$70 miliar (Rp 971,1 triliun) untuk merayu Negeri Paman Sam agar membatalkan ancaman pengenaan bea impornya.
Hari Minggu lalu, China mengancam akan membatalkan kesepakatan dagang kedua negara bila AS menerapkan sanksi barunya ke Negeri Tirai Bambu. Pernyataan itu muncul setelah Gedung Putih pekan lalu mengumumkan akan melanjutkan rencana penerapan tarif terhadap produk teknologi China.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Most Popular