
Produsen Beras Hoki Sesuaikan Harga Jual dengan HET
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 June 2018 17:07

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mengatakan pengaturan harga beras mengikuti harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah. Kebijakan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan perseroan mengingat perusahaan hanya menjual beras jenis premium.
Direktur Independen Buyung Poetra Sembada Budiman Susilo mengatakan meski saat ini belum menggarap pasar untuk beras medium, tetapi harga jual beras premium juga mengikuti ketentuan HET yang ditetapkan pemerintah.
"Memang ada rencana pemerintah untuk menurunkan HET di beras medium dari Rp 9.450 menjadi Rp 8.900 tapi dari kami fokus di premium. Tetapi ada ruang juga kita untuk nanti mengevaluasi apakah bisa masuk juga ke medium," kata Budiman di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/6).
Meski demikian, dia juga menyebutkan bahwa ada wacana pemerintah untuk menurunkan batas HET beras namun perusahaan akan tetap mendukung semua aturan yang ditetapkan pemerintah. Adapun saat ini perusahaan masih menjual beras dengan harga HET yang ditetapkan sebesar Rp 12.800 per kilogram.
Beberapa waktu lalu pemerintah melalui rapat koordinasi (rakor) di tingkat Kementerian Koordinator bidang Perekonomian memutuskan untuk menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras untuk jenis medium sebesar Rp 500/kg menjadi Rp 8.950/kg untuk wilayah I.
Keputusan ini sekaligus merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 57/2017 terdahulu yang mengatur tentang HET beras medium dan beras premium. Adapun HET untuk beras premium hingga saat ini tidak mengalami perubahan.
Pendapatan Tumbuh 15%
Untuk tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15% di tahun ini menjadi Rp 1,4 triliun. Nilai ini menjadi target setelah pemerintah mengatur harga eceran tertinggi (HET) di Rp 12.800 untuk beras premium.
Direktur Utama Buyung Poetra Sembada Sukarto Buyung mengatakan perusahaan lebih memilih untuk meningkatkan volume produksinya dengan menambah kapasitas produksi karena sudah tak bisa menaikkan harganya.
"Volumenya ditingkatkan karena HET jadi tidak mungkin penjualan tinggi karena harga," kata Sukarto.
Untuk itu tahun ini perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 20 ton per jam menjadi 55 ton per jam untuk pabrik yang berlokasi di Subang. Selain itu, perusahaan juga akan menambah pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi sebanyak 40 ton per jam yang ditargetkan untuk bisa beroperasi pada akhir 2019 mendatang.
Selain itu, penjualan perusahaan saat ini juga ditunjang melalui market place berbasis online. Melalui platform digital ini perusahaan mengakui hanya berkontribusi sebesar 2% dari total penjualan. Penjualan ini baru dimulai sejak tiga bulan lalu.
Sementara itu, sepanjang bulan ramadhan perusahaan menngakui sudah terjadi peningkatan penjualan sebesar 20%-30% sejak dua bulan sebelum memasuki musim tersebut. Mengingat biasanya penjual lebih memilih untuk menyetok beras di awal ketimbang membeli lebih banyak di ramadhan.(*)
(hps) Next Article Dapat Izin Jual Beras dari Pemprov DKI, Saham HOKI Naik 9%
Direktur Independen Buyung Poetra Sembada Budiman Susilo mengatakan meski saat ini belum menggarap pasar untuk beras medium, tetapi harga jual beras premium juga mengikuti ketentuan HET yang ditetapkan pemerintah.
"Memang ada rencana pemerintah untuk menurunkan HET di beras medium dari Rp 9.450 menjadi Rp 8.900 tapi dari kami fokus di premium. Tetapi ada ruang juga kita untuk nanti mengevaluasi apakah bisa masuk juga ke medium," kata Budiman di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/6).
Meski demikian, dia juga menyebutkan bahwa ada wacana pemerintah untuk menurunkan batas HET beras namun perusahaan akan tetap mendukung semua aturan yang ditetapkan pemerintah. Adapun saat ini perusahaan masih menjual beras dengan harga HET yang ditetapkan sebesar Rp 12.800 per kilogram.
Beberapa waktu lalu pemerintah melalui rapat koordinasi (rakor) di tingkat Kementerian Koordinator bidang Perekonomian memutuskan untuk menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras untuk jenis medium sebesar Rp 500/kg menjadi Rp 8.950/kg untuk wilayah I.
Keputusan ini sekaligus merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 57/2017 terdahulu yang mengatur tentang HET beras medium dan beras premium. Adapun HET untuk beras premium hingga saat ini tidak mengalami perubahan.
Pendapatan Tumbuh 15%
Untuk tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15% di tahun ini menjadi Rp 1,4 triliun. Nilai ini menjadi target setelah pemerintah mengatur harga eceran tertinggi (HET) di Rp 12.800 untuk beras premium.
Direktur Utama Buyung Poetra Sembada Sukarto Buyung mengatakan perusahaan lebih memilih untuk meningkatkan volume produksinya dengan menambah kapasitas produksi karena sudah tak bisa menaikkan harganya.
"Volumenya ditingkatkan karena HET jadi tidak mungkin penjualan tinggi karena harga," kata Sukarto.
Untuk itu tahun ini perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 20 ton per jam menjadi 55 ton per jam untuk pabrik yang berlokasi di Subang. Selain itu, perusahaan juga akan menambah pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi sebanyak 40 ton per jam yang ditargetkan untuk bisa beroperasi pada akhir 2019 mendatang.
Selain itu, penjualan perusahaan saat ini juga ditunjang melalui market place berbasis online. Melalui platform digital ini perusahaan mengakui hanya berkontribusi sebesar 2% dari total penjualan. Penjualan ini baru dimulai sejak tiga bulan lalu.
Sementara itu, sepanjang bulan ramadhan perusahaan menngakui sudah terjadi peningkatan penjualan sebesar 20%-30% sejak dua bulan sebelum memasuki musim tersebut. Mengingat biasanya penjual lebih memilih untuk menyetok beras di awal ketimbang membeli lebih banyak di ramadhan.(*)
(hps) Next Article Dapat Izin Jual Beras dari Pemprov DKI, Saham HOKI Naik 9%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular