
Diterpa Ambil Untung, Yield Obligasi RI Kembali ke 7%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 June 2018 12:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Reli di pasar obligasi pemerintah terhenti hari ini, dengan imbal hasil (yield) yang bergerak naik. Sepertinya investor mulai mencairkan keuntungan yang didapatkan dalam reli sepekan terakhir.
Pada Selasa (5/6/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun berada di 7,023%. Naik dibandingkan kemarin yaitu 6,981%.
Kenaikan yield menandakan harga instrumen ini tengah turun. Penurunan harga artinya SBN sedang kurang diminati, atau bahkan terjadi aksi jual.
Dalam sepekan terakhir, yield SBN terus bergerak turun. Bahkan kemarin yield untuk tenor 10 tahun sudah di bawah 7%.
Reli ini disebabkan oleh respons positif pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo rate. Pada 30 Mei, Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.
Langkah BI tersebut mendapat apresiasi karena dinilai tanggap dalam mengantisipasi pertemuan The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang. Dalam pertemuan tersebut, The Fed diperkirakan kembali menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 1,75-2%. Kemungkinannya mencapai 93,8%, mengutip CME Federal Funds Futures.
Jika BI harus menunggu RDG rutin, maka ada jarak sekitar dua pekan karena baru dilaksanakan pada 27-28 Juni. Oleh karena itu, BI dinilai sudah ahead the curve.
Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan memborong aset-aset berbasis rupiah, termasuk SBN. Yield terus turun sejak 24 Mei sampai kemarin.
Namun hari ini reli tersebut terhenti, karena mungkin sudah saatnya investor mencairkan keuntungan. Arus keluar modal di pasar SBN ini membuat yield bergerak ke atas.
Tidak hanya itu, keluarnya arus modal juga menyebabkan rupiah melemah. Pada pukul 11:29 WIB, rupiah melemah 0,06% terhadap dolar AS.
Selain ambil untung, ada pula kemungkinan arus modal meninggalkan pasar negara-negara berkembang jelang pertemuan The Fed pekan depan. Investor mulai mengambil posisi sambil menanti kenaikan suku bunga acuan yang hampir pasti terjadi.
Dolar AS menjadi buruan, karena mata uang ini akan mendapat doping signifikan kala suku bunga naik. Investor memilih berburu dolar AS sekarang karena saat suku bunga acuan naik harganya menjadi lebih mahal.
Aksi borong terhadap greenback membuat Dollar Index terus menguat. Saat ini penguatan indeks tersebut adalah 0,06%. Dollar Index menggambarkan posisi dolar di hadapan enam mata uang utama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Pada Selasa (5/6/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun berada di 7,023%. Naik dibandingkan kemarin yaitu 6,981%.
![]() |
Kenaikan yield menandakan harga instrumen ini tengah turun. Penurunan harga artinya SBN sedang kurang diminati, atau bahkan terjadi aksi jual.
Reli ini disebabkan oleh respons positif pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo rate. Pada 30 Mei, Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.
Langkah BI tersebut mendapat apresiasi karena dinilai tanggap dalam mengantisipasi pertemuan The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang. Dalam pertemuan tersebut, The Fed diperkirakan kembali menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 1,75-2%. Kemungkinannya mencapai 93,8%, mengutip CME Federal Funds Futures.
Jika BI harus menunggu RDG rutin, maka ada jarak sekitar dua pekan karena baru dilaksanakan pada 27-28 Juni. Oleh karena itu, BI dinilai sudah ahead the curve.
Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan memborong aset-aset berbasis rupiah, termasuk SBN. Yield terus turun sejak 24 Mei sampai kemarin.
Namun hari ini reli tersebut terhenti, karena mungkin sudah saatnya investor mencairkan keuntungan. Arus keluar modal di pasar SBN ini membuat yield bergerak ke atas.
Tidak hanya itu, keluarnya arus modal juga menyebabkan rupiah melemah. Pada pukul 11:29 WIB, rupiah melemah 0,06% terhadap dolar AS.
Selain ambil untung, ada pula kemungkinan arus modal meninggalkan pasar negara-negara berkembang jelang pertemuan The Fed pekan depan. Investor mulai mengambil posisi sambil menanti kenaikan suku bunga acuan yang hampir pasti terjadi.
Dolar AS menjadi buruan, karena mata uang ini akan mendapat doping signifikan kala suku bunga naik. Investor memilih berburu dolar AS sekarang karena saat suku bunga acuan naik harganya menjadi lebih mahal.
Aksi borong terhadap greenback membuat Dollar Index terus menguat. Saat ini penguatan indeks tersebut adalah 0,06%. Dollar Index menggambarkan posisi dolar di hadapan enam mata uang utama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular