
Rupiah Menguat, Poundsterling Dijual di Bawah Rp 19.000
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
04 June 2018 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap poundsterling menguat pada perdagangan menjelang sore hari ini. Penguatan ini didorong sentimen positif yang hadir dari rilis data perkembangan manufaktur dan inflasi di Indonesia.
Pada Senin (4/6/2018) pukul 15:25 WIB, GBP 1 dibanderol Rp 18.530,06. Rupiah menguat 0,24% dibandingkan dengan perdagangan akhir pekan lalu.
Penguatan rupiah menyebabkan harga jual poundsterling di beberapa bank nasional mantap bertahan di bawah Rp 19.000. Berikut data perdagangan terbaru hingga pukul 15:15 WIB:
Sentimen positif diawali dari rilis data perkembangan industri manufaktur di Indonesia. Indeks Nikkei Manufacturing PMI periode Mei sebesar 51,7 atau lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar 51,6. Peningkatan ini semakin menggambarkan bahwa aktivitas industri manufaktur di Indonesia semakin bergairah. Ketika indeks telah menembus di atas 50, artinya menandakan ekspansi dari industri tersebut.
Data ini menjadi penting mengingat sektor manufaktur merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB).
Pada kuartal I-2018, industri manufaktur berkontribusi sebesar 20,27% terhadap PDB nasional. Oleh karena itu, perkembangan di di sektor ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
Sentimen positif lain datang dari rilis data inflasi Mei 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi Mei secara bulanan (month-to-month/MtM) adalah 0,21%. Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/YoY) adalah 3,23% dan inflasi inti secara tahunan di 2,75%.
Rilis ini masih sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi Mei secara MtM sebesar 0,25%. Sementara inflasi YoY diproyeksikan 3,3% dan inflasi inti YoY diramal 2,76%.
Laju inflasi yang masih 'jinak' bisa menjadi sentimen positif di pasar. Ketika inflasi terkendali, maka nilai rupiah menjadi tidak terlalu tergerus sehingga berinvestasi di instrumen berbasis mata uang ini masih menguntungkan. Ini terlihat dari aksi beli bersih oleh investor asing di pasar saham yang mencapai Rp 11,93 miliar pada pukul 15:21 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Poundsterling, Rupiah Terlemah Sejak Mei 2016
Pada Senin (4/6/2018) pukul 15:25 WIB, GBP 1 dibanderol Rp 18.530,06. Rupiah menguat 0,24% dibandingkan dengan perdagangan akhir pekan lalu.
![]() |
Penguatan rupiah menyebabkan harga jual poundsterling di beberapa bank nasional mantap bertahan di bawah Rp 19.000. Berikut data perdagangan terbaru hingga pukul 15:15 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 18.212,00 | Rp 18.692,00 |
Bank BNI | Rp 18.315,00 | Rp 18.772,00 |
Bank BRI | Rp 18.454,99 | Rp 18.691,33 |
Bank BCA | Rp 18.323,00 | Rp 18.794,00 |
Sentimen positif diawali dari rilis data perkembangan industri manufaktur di Indonesia. Indeks Nikkei Manufacturing PMI periode Mei sebesar 51,7 atau lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar 51,6. Peningkatan ini semakin menggambarkan bahwa aktivitas industri manufaktur di Indonesia semakin bergairah. Ketika indeks telah menembus di atas 50, artinya menandakan ekspansi dari industri tersebut.
Data ini menjadi penting mengingat sektor manufaktur merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB).
Pada kuartal I-2018, industri manufaktur berkontribusi sebesar 20,27% terhadap PDB nasional. Oleh karena itu, perkembangan di di sektor ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
Sentimen positif lain datang dari rilis data inflasi Mei 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi Mei secara bulanan (month-to-month/MtM) adalah 0,21%. Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/YoY) adalah 3,23% dan inflasi inti secara tahunan di 2,75%.
Rilis ini masih sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi Mei secara MtM sebesar 0,25%. Sementara inflasi YoY diproyeksikan 3,3% dan inflasi inti YoY diramal 2,76%.
Laju inflasi yang masih 'jinak' bisa menjadi sentimen positif di pasar. Ketika inflasi terkendali, maka nilai rupiah menjadi tidak terlalu tergerus sehingga berinvestasi di instrumen berbasis mata uang ini masih menguntungkan. Ini terlihat dari aksi beli bersih oleh investor asing di pasar saham yang mencapai Rp 11,93 miliar pada pukul 15:21 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Poundsterling, Rupiah Terlemah Sejak Mei 2016
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular