BI Repo Rate & Perang Dagang Tekan Kurs AUD Terhadap Rupiah

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
30 May 2018 11:57
Rupiah terhadap dolar Australia menguat menjelang siang hari ini, didorong sinyal kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Foto: REUTERS/Jason Reed
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia bergerak menguat pada perdagangan menjelang siang hari ini, didorong sinyal kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang kian kuat jelang rilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan beberapa saat nanti. 

Pada Rabu (30/05/2018) pukul 11:15 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.481,76. Rupiah bergerak menguat 0,12% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Khawatir Efek Perang Dagang, AUD Melemah Terhadap rupiahSumber: Reuters

Penguatan rupiah mendorong harga jual dolar Australia di beberapa bank nasional turun dan mulai mendekati Rp 10.600. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 11:20 WIB:

BankHarga BeliStatusHarga JualStatus
Bank MandiriRp 10.296,00TurunRp 10.652,00Turun
Bank BNIRp 10.358,00TurunRp 10.648,00Turun
Bank BRIRp 10.524,70TurunRp 10.683,35Turun
Bank BTNRp 10.542,00TurunRp 10.756,00Turun
Bank BCARp 10.341,00TurunRp 10.631,00Turun

Sinyal kenaikan suku bunga acuan oleh BI sudah di depan mata, dengan 13 dari 14 analis yang disurvei CNBC Indonesia meyakini akan ada kenaikan sebesar 25 basis poin. Menjelang rilis hasil RDG tambahan siang ini, pasar memperkirakan BI akan mengetatkan kebijakan moneternya. 

Sebelumnya, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke 4,5% pada 17 Mei lalu. Namun kenaikan tersebut masih belum mampu meredam pelemahan rupiah. Alhasil, Dewan Gubernur menggelar RDG tambahan siang ini guna membahas permasalahan tersebut. 

Pasar meyakini BI akan kembali menaikkan suku bunga acuannya lebih agresif agar pelemahan rupiah bisa diredam. Di sisi lain, kenaikan juga diperlukan untuk mengantisipasi rapat The Federal Reserve pada Juni mendatang yang diperkirakan kembali menaikkan suku bunga acuannya. 

Dengan langkah ini, diharapkan aliran modal asing di Indonesia tetap stabil sehingga mendorong penguatan nilai tukar rupiah hingga mendekati nilai fundamentalnya. 

Di sisi lain, ketegangan antara AS dan China yang kembali mencuat menjadi sentimen negatif bagi Australia. Pasalnya, dua negara tersebut merupakan mitra dagang utama bagi Australia. Data Kementerian Perdagangan Australia memperlihatkan bahwa China dan AS masuk di jajawan lima besar mitra dagang Negeri Kangguru. 

Jika pertikaian dagang dua negara tersebut belanjut, industri domestik keduanya akan terganggu sehingga berisiko menurunkan permintaan bahan baku impor termasuk dari Australia, yang pada ujungnya mengganggu neraca perdagangannya karena penerimaan devisa menurun. Akibatnya, dolar Australia melemah terhadap mayoritas mata uang mitra dagangnya pada siang hari ini termasuk di antaranya rupiah.
(ags/ags) Next Article Kalah di Perdagangan, Rupiah Tertekan Lawan Dolar Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular