
Fokus Investor
Emiten Ramai-ramai Terbitkan Saham Baru
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
23 May 2018 08:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan tercatat akan melakukan penerbitan saham baru (rights issue), baik tanpa hak memesan efek terlebih (PMTHMETD) maupun dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Sebut saja, PT Bank Bukopin (BBKP) yang sudah mengantongi restu dari para pemegang saham untuk melakukan HMETD.
Jumlah saham baru yang akan diterbitkan perseroan pun masih sesuai rencana awal, yakni 2,7 miliar lembar saham, dengan harga saham per lembarnya ada pada kisaran Rp 550-Rp 700. Sehingga, perusahaan akan memeroleh dana segar sebanyak-banyaknya Rp 1,91 triliun.
"Ini semua lagi berjalan prosesnya, due diligence juga sedang dilakukan. Jadi, doakan saja yang terbaik buat Bukopin," tutur Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo kepada media ketika dijumpai usai melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) perusahaan di Jakarta, Selasa (22/5).
Perusahaan pun telah menyiapkan rencana cadangan apabila saham baru tersebut tidak bisa terserap semuanya. Direktur Keuangan PT Bank Bukopin Tbk Adhi Brahmantya mengatakan perusahaan akan melakukan penawaran Obligasi Subordinasi (subdebt) bila rights issue tidak berjalan sesuai harapan.
Selain Bank Bukopin, perusahaan di bidang pembangunan dan akomodasi PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) juga akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 9,76% dari modal disetor perusahaan, atau sebanyak 1,5 miliar saham.
Harga penerbitan saham pun ditetapkan sekurang-kurangnya Rp 661 per saham. Harga tersebut merupakan harga rata-rata penutupan saham perusahaan selama kurun waktu 25 hari berturut-turut di pasar reguler sebelum pengumuman PTHMETD ini.
Dengan demikian, dana yang akan diterima perusahaan dari hasil penerbitan saham baru ini sebesar Rp 991 miliar. Di samping itu, akan ada dilusi kepemilikan saham yang akan berimpak kepada para pemegang saham perusahaan, sebanyak-banyaknya 8,89% dengan asumsi seluruh saham dapat diterbitkan melalui PTHMETD ini.
Ada juga Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) yang berencana melakukan beberapa aksi korporasi, di antaranya penerbitan saham baru melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Terlebih Dahulu (PMTHMETD) sebanyak-banyaknya 100 triliun saham seri A.
Saham tersebut memiliki nilai nominal Rp 0,01 per saham. Rencana ini akan mengakibatkan dilusi kepemilikan maksimum 9,06% dari persentase kepemilikan saham dalam perseroan.
Selain itu, perusahaan juga akan melaksanakan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock) 100.000 saham menjadi satu saham baik seri A dan Seri B sehingga setelah pelaksanaan reverse stock, jumlah yang diterbitkan menjadi 1 miliar saham Seri A dengan nominal Rp 1.000 atau 9,99% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Menurut keterangan resmi yang disampaikan perusahaan, saham seri A semula bernilai nominal Rp 0,01 menjadi Rp 1.000 per saham dan seri B semula bernominal Rp 78 menjadi Rp 7.800.000. Pelaksanaan penggabungan ini akan mengakibatkan adanya saham dalam bentuk pecahahan.
(prm) Next Article Bank Bukopin Menanti Rights Issue 2 Juli 2018
Jumlah saham baru yang akan diterbitkan perseroan pun masih sesuai rencana awal, yakni 2,7 miliar lembar saham, dengan harga saham per lembarnya ada pada kisaran Rp 550-Rp 700. Sehingga, perusahaan akan memeroleh dana segar sebanyak-banyaknya Rp 1,91 triliun.
"Ini semua lagi berjalan prosesnya, due diligence juga sedang dilakukan. Jadi, doakan saja yang terbaik buat Bukopin," tutur Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo kepada media ketika dijumpai usai melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) perusahaan di Jakarta, Selasa (22/5).
Selain Bank Bukopin, perusahaan di bidang pembangunan dan akomodasi PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) juga akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 9,76% dari modal disetor perusahaan, atau sebanyak 1,5 miliar saham.
Harga penerbitan saham pun ditetapkan sekurang-kurangnya Rp 661 per saham. Harga tersebut merupakan harga rata-rata penutupan saham perusahaan selama kurun waktu 25 hari berturut-turut di pasar reguler sebelum pengumuman PTHMETD ini.
Dengan demikian, dana yang akan diterima perusahaan dari hasil penerbitan saham baru ini sebesar Rp 991 miliar. Di samping itu, akan ada dilusi kepemilikan saham yang akan berimpak kepada para pemegang saham perusahaan, sebanyak-banyaknya 8,89% dengan asumsi seluruh saham dapat diterbitkan melalui PTHMETD ini.
Ada juga Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) yang berencana melakukan beberapa aksi korporasi, di antaranya penerbitan saham baru melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Terlebih Dahulu (PMTHMETD) sebanyak-banyaknya 100 triliun saham seri A.
Saham tersebut memiliki nilai nominal Rp 0,01 per saham. Rencana ini akan mengakibatkan dilusi kepemilikan maksimum 9,06% dari persentase kepemilikan saham dalam perseroan.
Selain itu, perusahaan juga akan melaksanakan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock) 100.000 saham menjadi satu saham baik seri A dan Seri B sehingga setelah pelaksanaan reverse stock, jumlah yang diterbitkan menjadi 1 miliar saham Seri A dengan nominal Rp 1.000 atau 9,99% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Menurut keterangan resmi yang disampaikan perusahaan, saham seri A semula bernilai nominal Rp 0,01 menjadi Rp 1.000 per saham dan seri B semula bernominal Rp 78 menjadi Rp 7.800.000. Pelaksanaan penggabungan ini akan mengakibatkan adanya saham dalam bentuk pecahahan.
Perseroan akan menggelar RUPS untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rencana reverser dan PMHMETD pada 28 Juni 2018 mendatang.
(prm) Next Article Bank Bukopin Menanti Rights Issue 2 Juli 2018
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular