
'Dampak Naiknya Bunga Acuan BI Bakal Terasa Pekan Depan'
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
18 May 2018 12:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada 17 Mei 2018 dinilai merupakan langkah yang tepat. Namun memang dampaknya tidak bisa dirasakan secara instan dan pasar harus menunggu setidaknya satu minggu ke depan.
Presiden Direktur PT Bank Mayapada International Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, pelemahan rupiah yang ada saat ini terjadi karena permasalahan global. Sehingga seharusnya tidak menjadi permasalahan.
"Kita harusnya berpikir positif dan berharap ini (kondisi) akan settle down," ujar dia dalam acara Peluncuran Buku Stabilitas Sistem Keuangan di Gedung BI, Jumat (18/5/2018).
Hariyono melanjutkan, dampak dari peningkatan suku bunga acuan ini tidak bisa terlihat hari ini, namun harus menunggu setidaknya satu minggu ke depan.
"(Dampaknya) sekitar seminggu ke depan. Harus percaya apapun yang dilakukan BI dan OJK sudah tepat, tinggal bagaimana respons pasar," terang dia.
Di sisi lain, Direktur Utama PT BRI Syariah Tbk Moch Hadi Santoso menjelaskan, BI tentunya sudah memiliki hitungan sebelum meningkatkan suku bunga acuan. Sehingga langkah peningkatan suku bunga acuan ini sudah tepat waktu.
"Kalau dilihat dari kondisi sudah waktunya, di luar juga sudah tantangannya seperti itu," kata dia.
Sementara itu, apabila suku bunga acuan ini meningkat lagi, menurut Hadi bisa memberatkan perbankan. Pasalnya, bisa mempengaruhi margin yang dikenakan ke pembiayaan. "Kalau terlalu cepat kenaikannya aka mempengaruhi kemampuan nasabah," jelas dia.
Kemudian, Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Zulkifli Zaini mengungkapkan, peningkatan suku bunga acuan ini sudah diharapkan. Namun memang harus menunggu dulu reaksi dari pasar.
"Kalau melihat kurs (rupiah) jangan terlalu short term. Tunggu dulu reaksinya," ucap dia.
Kemudian, saat ditanya apakah perlu ditingkatkan lagi, menurut Zulkifli BI harus mengevaluasi dulu. "Harus dievaluasi dulu apa yang terjadi di pasar selama beberapa waktu ke depan," kata dia.
(dru) Next Article Gubernur BI Akhirnya Blak-blakan! Rupiah Anjlok Karena Berita Ini
Presiden Direktur PT Bank Mayapada International Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, pelemahan rupiah yang ada saat ini terjadi karena permasalahan global. Sehingga seharusnya tidak menjadi permasalahan.
"Kita harusnya berpikir positif dan berharap ini (kondisi) akan settle down," ujar dia dalam acara Peluncuran Buku Stabilitas Sistem Keuangan di Gedung BI, Jumat (18/5/2018).
"(Dampaknya) sekitar seminggu ke depan. Harus percaya apapun yang dilakukan BI dan OJK sudah tepat, tinggal bagaimana respons pasar," terang dia.
Di sisi lain, Direktur Utama PT BRI Syariah Tbk Moch Hadi Santoso menjelaskan, BI tentunya sudah memiliki hitungan sebelum meningkatkan suku bunga acuan. Sehingga langkah peningkatan suku bunga acuan ini sudah tepat waktu.
Sementara itu, apabila suku bunga acuan ini meningkat lagi, menurut Hadi bisa memberatkan perbankan. Pasalnya, bisa mempengaruhi margin yang dikenakan ke pembiayaan. "Kalau terlalu cepat kenaikannya aka mempengaruhi kemampuan nasabah," jelas dia.
Kemudian, Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Zulkifli Zaini mengungkapkan, peningkatan suku bunga acuan ini sudah diharapkan. Namun memang harus menunggu dulu reaksi dari pasar.
"Kalau melihat kurs (rupiah) jangan terlalu short term. Tunggu dulu reaksinya," ucap dia.
Kemudian, saat ditanya apakah perlu ditingkatkan lagi, menurut Zulkifli BI harus mengevaluasi dulu. "Harus dievaluasi dulu apa yang terjadi di pasar selama beberapa waktu ke depan," kata dia.
(dru) Next Article Gubernur BI Akhirnya Blak-blakan! Rupiah Anjlok Karena Berita Ini
Most Popular