
Gubernur BI : Muskil Ekonomi RI Seimbang Tanpa Stabilitas
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 May 2018 11:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang memasuki masa purnatugas, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo secara resmi meluncurkan buku Kajian Sistem Keuangan (KSK) No 30 edisi Maret 2018.
Dalam sambutannya, Agus Marto menekankan pentingnya menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas makro ekonomi nasional, dalam upaya menjaga momentum pemulihan perekonomian domestik yang saat ini sedang terjadi.
"Kami ingin mengejar ekonomi yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif. Tapi itu tidak akan diperoleh kalau kita tidak punya stabilitas," kata Agus di gedung BI, Jakarta, Jumat (18/5/2018).
"Kami tidak menghendaki pertumbuhan tinggi tapi dua tahun kemudian anjlok," sambung Agus
Agus memandang, likuiditas global saat ini sedang melakukan penyesuaian. Ketidakpastian perekonomian global yang bersumber dari ekonomi AS, membuat para pemilik dana mencari titik keseimbangan baru.
Hal tersebut, tentu akan berdampak kepada aliran modal di negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. "Pada saat ini terjadi rebalancing liquidity global dan ini agak bersifat permanen," jelasnya.
Ini menjadi dasar bank sentral memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps). Bahkan, BI mengaku siap melakukan langkah yang lebih kuat untuk menjaga stabilitas.
Maka, peluncuran buku KSK ini diharapkan dapat menjadi acuan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam mengelola stabilitas perekonomian nasional, serta memitigasi berbagai risiko yang kemungkinkan membahayakan ekonomi Indonesia.
(roy) Next Article Ini Alasan BI Tahan Suku Bunga di 3,5%
Dalam sambutannya, Agus Marto menekankan pentingnya menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas makro ekonomi nasional, dalam upaya menjaga momentum pemulihan perekonomian domestik yang saat ini sedang terjadi.
Agus memandang, likuiditas global saat ini sedang melakukan penyesuaian. Ketidakpastian perekonomian global yang bersumber dari ekonomi AS, membuat para pemilik dana mencari titik keseimbangan baru.
Hal tersebut, tentu akan berdampak kepada aliran modal di negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. "Pada saat ini terjadi rebalancing liquidity global dan ini agak bersifat permanen," jelasnya.
Ini menjadi dasar bank sentral memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps). Bahkan, BI mengaku siap melakukan langkah yang lebih kuat untuk menjaga stabilitas.
Maka, peluncuran buku KSK ini diharapkan dapat menjadi acuan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam mengelola stabilitas perekonomian nasional, serta memitigasi berbagai risiko yang kemungkinkan membahayakan ekonomi Indonesia.
(roy) Next Article Ini Alasan BI Tahan Suku Bunga di 3,5%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular